Citra Sebagai Instrumen Politik

855 views

Foto : Prabowo Mahasiswa Kandidat Doktor UIN STS Jambi

Menjelang Pilkada di daerah ada banyak jargon tokoh dan tokeh yang berseliweran di akun Media Sosial. Ini mengidentikan jargon tokoh dan tokeh masih memiliki nilai jual yang tinggi dalam instrumen politik. Masing-masing kandidat menunjukan skil dan kemampuan dalam mengambil simpatik publik melalui akun media sosial ataupun secara langsung, bahkan warung kopi yang biasanya ditongkrongi oleh warga sebagai satu kebiasaan masyarakat untuk berkomunikasi, juga tidak lepas dari instrumen pencitraan politik para kandidat.

Masing –masing kandidat memperkanalkan diri dengan jargon – jargon kesejahteraan, kepedulian, keadilan, pemerintahan yang bersih dan tidak korup, ketegasan, dan keterwakilan dari masing – masing instrumen. Apapun yang dikehandaki konstituennya maka tidak akan ada penolakan, inilah instrumen politik pencitraan. Jargon-jargon ini sengaja di gaungkan agar menjadi opini yang dapat di konsumsi oleh publik. Berbagai janji dan jargon yang mengatas namakan keadilan sosial dan kemakmuran rakyat menjadi nilai tawar.

Namun pemilih di tingkat pusat maupun daerah memiliki tipelogi yang berbeda, diantaranya ada pemilih yang rasional-objektif yaitu pemilih yang memilih bukan karena faktor cinta, keluarga, kedekatan emosional, idiologi dan uang tetapi karena Track Record dan kompetensi kepemimpinan yang jelas dengan Visi Misi yang Visioner dan terukur. Namun ada juga pemilih yang Pragmatis-Hodonis yakni pemilih yang memilih atas dasar eksistensi (mempertahankan kekuasaan), suka, cinta, kesenangan sesaat, saling menguntungkan, punya kepentingan yang sama, dan karena ada uang serta relasi kekuasaan di dalamnya. Dan tipelogi terakhir adalah pemilih yang tidak punya pilihan dalam artian GOLPUT.

Dari masing-masing kandidat yang di prediksi maju dalam perhelatan politik daerah jelas memiliki latar belakang yang berbada, sehingga masing-masing orang berhak memilih berdasarkan kriterianya, sebab itu wajar jika masing-masing fanatik kandidat menggaungkan bahwa pilihan politiknya, adalah pilihan yang tepat. Namun masyarakat yang rasional, akan bisa membaca mana yang pencitraan dan mana yang sungguh-sungguh. Sebab itu, para kandidat, diharapkan tidak hanya menampilkan citra tetapi juga Track Record dan Visi Misi yang terukur.

(Sumber : Prabowo
Mahasiswa Kandidat Doktor UIN STS Jambi) 

Comments

comments

Citra Sebagai Instrumen Politik

Penulis: 
    author

    Posting Terkait