Beritaduo.com, MUARA BUNGO –Pegelaran Bulan Promosi Budaya dan Produksi Unggulan Bungo, yang digelar 12-13 September 2015, di Anjungan Jambi, Jakarta, yang dihadiri Sekretaris Daerah dan hampir seluruh kepala SKPD Kabupaten Bungo, mendapat kritikan dari tokoh pemuda Bungo, Fiet Haryadi.
Fiet mengatakan pameran ini sungguh sebuah logika yang terbalik. Menurutnya, pameran di Jakarta mestinya tidak perlu dihadiri begitu banyak pejabat Bungo.
Berangkatnya banyak orang dan banyak pejabat ini menjadi sebuah modus pemborosan anggaran. Karena untuk biaya perjalanan dinas saja bisa menghabiskan ratusan juta rupiah.
“Kita pameran, artinya memperlihatkan potensi Bungo kepada orang luar. La, kalau orsng dari Bungo itu buat apa rame-rame. Kalau pamernya sama orang Bungo, cukup di Bungo saja. Tidak perlu ke Jakarta,” ujar Fiet, Senin (14/9).
Fiet mengatakan sangat setuju dilakukan pameran di luar. Budaya dan potensi Bungo lainnya perlu diperkenalkan kepada pihak lain. Harapannya, pameran bisa menarik investor ke Bungo dan lalu mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
“Sekali lagi, pameran tujuannya mengenalkan potensi kita sama orang lain. Jadi cukup panitia dan pihak berkompeten saja yang hadir. Tidak perlu sekampung berangkat semua. Ini pameran atau modus pemborosan,” ujarnya lagi.
Sementara Kadisbudparpora, Husin Efendi, yang sedang berada di jakarta saat sihubungi via telepon mengakui cukup banyak Kepala SKPD yang hadir. Walau ada beberapa orang yang tak datang karena berbagai kesibukan.
“Hampir semua datang, tapi ada juga beberapa yang tid=dak datang. Mungkin ada kesibukan lain. Pak Bupati dan Wahup tidak hadir. Pak Sekda (Ridwan Is-red) yang hadir. Sama Ibu Bupati dan Ibu Sekda,” ujar Husin.
Ia mengatakan pelaksana kegiatan bukan hanya Dinas Budparpora. Tapi juga Dinas Perindagkop dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Anggarannya, ujar Husin, berasal dari APBD Kabupaten Bungo 2015.
“Kalau jumlah anggaran saya dak tau pasti juga. Tanyakan sama kabid, dia yang tahu,” ujar Husin ketika dikonfirmasi via telepon. (Ah)
