Sehari Pedagang di WFC Tungkal Kena Pungli Rp 5.000

1298 views

img-20161024-wa0000Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya

rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL- Bagai Penyakit Kronis yang sulit untuk disembuhkan, praktik pungutan liar (Pungli) sudah mewabah di segala lini. Mulai dari kalangan Preman, PNS, Polisi, sekolah hingga menyasar ke kalangan pedagang.

Di Kabupaten Tanjab Barat, Propinsi Jambi misalnya, praktik dugaan pungli mulai terjadi di objek wisata Anjungan Marina Pengabuan WFC Kuala Tungkal. Sejak satu bulan terakhir para pedagang makanan dan minuman yang menjajakan dagangannya di WFC khusus saat malam hari itu mulai dikenakan pungutan sebesar RP 5000 permalam. Menariknya, oknum yang memungut pungli itu mengaku dan mengatasnamakan Pemerintah Daerah Tanjab Barat.

Ironisnya lagi, oknum ini diketahui mengelabuhi setiap para pedagang dengan mencatut nama seorang bupati dalam penagihannya.

M. Nur Kasim Camat Kecamatan Tungkal Ilir mengakui adanya pungli ini didapatnya atas informasi dari masyarakat, bahwa selama ini
Ada pungli yang terjadi dikawasan wisata kebangaan masyarakat Kuala Tungkal.

Kata M. Nur, informasi ini juga berhasil dikorek dari pemilik caffe, jika pungli yang terjadi selama ini dilakukan oknum dari pemerintahan dengan melibatkan oknum dari kantor PPKTB Tanjabbar.”Dari sumber yang kita selusuri dari setiap pemilik kaffe, itu oknum dari kantor PPKTB. Namun sejauh ini kita pun tidak tahu pasti siapa nama oknum dari dinas tersebut, yang pasti oknum tersebut diketahui mengunakan pakai dinas warna kuning.”Katanya.

Dirinya menyebutkan, dalam pengambilan pungutan liar kesetiap pedagang ini terkesan permainan sangat rapi, yang mana bukan langsung diambil oleh oknum yang bersangkutan, namun dilakukan melalui jasa preman diwilayah setempat.”Saya langsung yang nanya kepada pemilik kafe, saya tanya siapa yang mengizinkan kamu berjualan disini, mereka menjawab izin dari pemda pak, saya tanya lagi pemerintah daerah mana. Mereka mengaku oknum tersebut utusan bupati dalam hal ini ppktb, dan saya tanya lagi jadi kontribusi kepemerintah daerah apa, katanya kami diminta memberikan sumbangan 5000 ribu permalam dan satu minggu sekali baru dipungut uangnya. Dengan ada beberapa orang preman yang ngambilnya.” Ujarnya.

Ditambahkannya ada sekitar 30 pemilik Caffe mulai dari wfc hingga ancol beach, yang dipungut biaya oleh oknum tersebut, dengan menjual nama pemkab atas nama bupati. Dan Pedagang pun percaya dengan menyebut nama seorang Bupati.”Padahal surat resmi tersebut tidak ada, yang membawa nama pemkab, mereka(oknum) hanya mengelabuhi pedagang saja. Dan uang hasil pungutan dari oknum ini perginya kemana itu yang kita tidak tahunya Atas laporan masyarakat, saya selaku pimpinan Kecamatan dalam hal ini punya tanggungjawab. Ada laporan saya tidak mungkin tinggal diam tentu melakukan pengecekan kelapangan untuk mencari kebenarannya.”Jelasnya.

Dirinya sangat menyesalkan atas pungutan liar yang terjadi Kuala Tungkal, beberapa bulan terakhirnya, namun untuk menuduh kebenaran apakah oknum terkait merupakan pelaku. M. Nur belum bisa memastikan.”Kita saat ini belum bisa memvonis siapa oknumnya, apakah ini oknum dari ppktb atau bukan, yang pasti pelakunya seorang oknum.” Tukasnya.

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait