Angkat Sabak Sebagai Pintu Gerbang Peradaban Swarnadwipa Bupati Romi Gandeng BPCB Jambi

989 views

MUARASABAK, RJC —Nama Sabak sudah cukup dikenal di abad awal Masehi, banyak catatan sejarah yang menyebutkan keberadaan negeri ini sebagai bandar besar perdagangan internasional pada masanya, baik itu dalam catatan Kitab sejarah Dinasti Tang (abad 7 – 10 masehi), berita arab dan manuscript pada jaman kekhalifahan Muawiyah (661 – 681 masehi) dan pada catatan perjalanan perdagangan lainnya.

Selain disebutkan dalam catatan sejarah, sebagai wilayah yang memiliki bentangan pantai sepanjang 191 Km atau 90,5 persen dari panjang pantai Provinsi Jambi, sudah banyak temuan arkeologi dibumi Sepucuk Nipah serumpun Nibung ini, antara lain berupa pecahan keramik, guci, arca, pemukiman kuno, perahu kuno dan lain sebagainya, hal ini menunjukan wilayah kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memiliki parameter sejarah dengan ragam kekayaan budaya maritim.

Dan ini telah menjadi perhatian serius Bupati Tanjung Jabung Timur, Romi Haryanto, karenanya, dalam upaya percepatan pengembangan dan pemanfaatan kekayaan cagar budaya yang dimiliki, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Bupati Tanjung Jabung Timur akan menggandeng Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi untuk dapat berpartisipasi secara penuh.

“Dengan bukti ragam temuan arkeolog ini, Kita mengharapkan kepada Kemendikbud melalui BPCB Jambi untuk dapat membantu dan melakukan intervensi dalam rangka percepatan pemanfaatan dan pengembangan cagar budaya yang ada,” ujar Bupati Tanjung jabung Timur, Romi Haryanto, saat beraudensi dengan BPCB Jambi, di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati Kamis, (17/9).

Didampingi Staf Ahli Bidang Ekbang, Asisten Ekbang dan Kesra serta Kaban Litbangda, Romi mengungkapkan sudah 20 tahun lebih Kabupaten ini berdiri, belum ada perkembangan yang signifikan dalam upaya mengangkat temuan temuan arkeolog ini kepermukaan, sedangkan pemerintah kabupaten sendiri masih terbentur dengan kewenangan dan anggaran.

Menanggapi hal ini, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, Agus Widiatmoko menuturkan, BPCB Jambi menyambut baik apa yang menjadi harapan dan keinginan dari Bupati, Bahkan melalui Program Kemendikbud, Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah dimasukan sebagai salah satu titik dari program nasional Jalur Rempah. “Program jalur rempah dapat dijadikan momentum bagi kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk dikenal luas baik dalam skala nasional maupun internasional, program ini sudah kita rancang sejak Bulan Maret tahun ini, sudah Kita siapkan anggarannya, karena wabah Covid kegiatan ini tertunda,” Jelas Agus.

Selain itu, tambah Agus, Candi Muaro Jambi sudah masuk dalam program strategi nasional, tentunya pada zamannya, satu satunya rute menuju Candi ini adalah melalui sungai, alur sungai hingga ke dhamasraya ini pintu gerbangnya ada di kabupaten Tanjung Jabung Timur. “Kalo boleh Saya sebut, Kabupaten Tanjab Timur ini adalah Pintu Gerbang Peradaban Swarnadwipa,” sebutnya.

Karenanya, menurut Agus, Kita tidak bisa berbicara ini dalam kewilayahan administrasi, tapi kita bicara dalam kontek kewilayahan peradaban secara menyeluruh, dan Tanjab Timur adalah bagian penting dalam peradaban itu.

Dalam audensi yang juga dihadiri, Dinas Parbudpora, Bappeda, dan Tokoh Budaya, telah melahirkan beberapa kesepakatan dalam rangka percepatan pengembangan dan pemanfaat kekayaan budaya di kabupaten Tanjab TImur, antara lain, sebelum kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki tenaga ahli cagar budaya bersertifikasi, tenaga ahli cagar budaya untuk sementara menggunakan tenaga ahli dari BPCB Jambi dan Kemendikbud, dan segera diterbitkan melalui Surat Keputusan Bupati.

Setelah itu, akan dilakukan sidang penetapan cagar budaya yang akan menghasilkan rekomendasi untuk Bupati untuk menetapkan cagar budaya. “Bila ini sudah ditetapkan, maka Pemerintah pusat akan mundah intervensi dan terlibat secara penuh,” kata Agus. (4N5/doc)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait