Laporan Wartawan rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL- Untuk mengatasi krisis listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi pasca habisnya kontrak antara PT Tanjung Jabung Power (TJP) dan PetroChina 20 maret 2017, PT PLN area Jambi dan rayon Kuala Tungkal sedang mempersiapkan peralihan pasokan listrik di daerah pesisir itu.
“Pembangkit dari PT. TJP itu mati disebabkan karna di putusnya suplay gas ke TJP. Pemutusan ini karna ada masalah di kontrak antara TJP dengan PetroChina, jadi untuk mengantisipasi itu PLN sudah melakukan beberapa hal, salah satunya melakukan membangun jaringan dari Muara Sabak ke Tungkal,”kata Joni, Manager PT PLN area Jambi di Kuala Tungkal, Rabu (22/03/17).
Dia menjelaskan, perusahaan listrik milik negara ini menyiapkan kebutuhan listrik melalui jaringan Gardu Induk (GI) Muara Sabak menuju ke Kuala Tungkal. Selain itu PLN juga menjalin kerjasama dengan PT Lontar Papyrus.”Sudah ada dua jalur dari GI Muara Sabak. Kita juga mencari alternatif sumber energi lain, kita membeli dari energi listrik dari Lontar Papyrus. Ini yang akan kita coba optimalkan, cuman karna kita jaraknya jauh baik itu lontar maupun GI Sabak tentu kualitasnya tidak akan sebagus yang kita ambil dari Tanjung Jabung Power,”ujarnya.
“Fasilitas yang paling berpengaruh pasti di tegangan. Dalam beberapa hari ini Pak Ginting (Manager PLN rayon Kuala Tungkal) dan kawan-kawan disini berusaha bagaimana mencari solusi supaya tegangannya bisa lebih bagus. Pada saat melaksanakan solusi itu perlu pemadaman karna ada manuver-manuver yang dilakukan, supaya tegangan disini bisa lebih baik,”tambahnya.
Joni mengungkapkan, butuh waktu kurang lebih 3 (tiga) minggu untuk menormalkan aliran listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pasca habisnya kontrak PT TJP.”Jadi kita terus berusaha, kejar kejaran dengan waktu. Tapi disisi lain masyarakat bertanya-tanyakan kok tiba-tiba listrik mati. Pekerjaan ini kita tidak bisa memprediksi, hari ini kita ngerjain apa. Karna ini bukan lagi terjadwal dan tidak direncanakan, otomatis kita akan berusaha untuk mengevaluasi apalagi yang dikerjakan. Ini sudah emergency,”ungkapnya.
Lanjut Joni, PLN baru mengetahui kontrak PT TJP habis setelah mendapat kan surat dari Bupati Tanjung Jubung Barat, H. Safrial,MS.”Pak Bupati menyurati kami bahwa kontrak TJP akan habis. Jadi pak Bupati minta kepastian dari PLN apakah PLN mampu menjawab continuenitas di Kabupaten Tanjung Jubung Barat ini. Kita jawab akan berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada untuk menyuplai kebutuhan listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, khusus nya Kuala Tungkal,”ulasnya.
Lebih jauh Joni menjelaskan, selain PT TJP, PLN rayon Kuala Tungkal juga memiliki pembangkit sendiri di Desa Purwodadi, Kecamatan Tebing Tinggi.”Selama ini pembangkit itu (Pembangkit di Purwodadi) hanya 6 Mega Watt, sekarang sudah 7,5 Mega Watt. Itu mengalir ke wilayah ulu (Tanjab Barat wilayah ulu) dan sampai ke daerah Teluk Nilau, sekarang energi listrik dari Lontar yang kita maksimalkan untuk Ulu,”tuturnya.
Selain mengandalkan energi listrik dari GI Muara Sabak dan Lontar Papyrus, demi memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, PLN akan kembali menghidupkan Pembangkit Lisrik Tenaga Disel (PLTD) di Kuala Tungkal yang selama ini telah lama vacum operasionalnya.”PLTD ini rencana mungkin akan dihidupkan hanya untuk beck-up. Kalau dari system ini sudah siaga bener, pokoknya kita sekarang krisis tapi tidak padam. Bayangkan apabila ada sedikit saja ada gangguan di jaringan maka bisa padam. Bisa bayangin 100 Kilometer dari GI Sabak ke Tungkal jaraknya. Saat ini kami melihat apa yang perlu disiapakan material PLTD ini. Materialnya lagi nunggu dari Bengkulu, supaya ada sedikit perbaikan,”sebutnya.
Untuk mengatasi krisis listrik berkepanjangan di Kabupaten Tanjung Jabung barat, kata Joni, hanya ada satu solusi, yakni dengan membuat pembangkit sendiri atau gardu induk di Tanjung Jabung Barat.”Sebenerny tidak ada solusi lain, kecuali kita ada pembangkit sendiri disini atau ada gardu induk. Hanya itu sebenernya solusinya,”timpalnya.
“Nah untuk pembangkit sendiri memang kita harus berterimakasih pada pak Bupati yang telah mendahului kita untuk mendapatkan gas, kemudian pak Bupati sudah menawarkan,ini sudah proses. Namun peroses ini tidak gampang karna bukan hanya melibatkan sisi PLN maupun sisi dari Pemda tapi juga melibatkan SKK Migas dan pihak2 yang lain. Jadi ini lagi berproses. Gasnya sendiri kita udah dapet, pak Bupati sendiri sudah komit untuk mendapatkan itu, dan sudah selesai proses negoisasinya, hargapun teah di tetapkan, tetapi belum bisa dimanfaatkan terkait ada kontraktual yang belum bisa kita dapatkan sampai sekarang,”tandas Joni.