Jambi – Organisasi massa (Ormas) Mahasiswa Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Jambi melakukan penggalangan buku untuk sekolah daerah terpencil. Pengumpulan buku ini dilakukan dengan cara membuka stand di tangga utama kampus Universitas Batanghari (Unbari) Jambi, yang beralamat di, Jalan Slamet Riardi, Broni, Kota Jambi. Senin (30/10).
Buku-buku yang kumpulkan mulai Senin hingga Senin, 13 November 2017 itu nantinya akan disalurkan ke sekolah terisolir yang pernah mereka kunjungi beberapa waktu lalu. Kepedulian komunitas mahasiswa ini di tengah bobroknya dunia pendidikan bukan pula bentuk perpanjangan tangan dari pemerintah, melainkan sebagai kritikan bahwa pemerintah saat ini tidak mengedepankan kecerdasan bangsa.
Jika merujuk pada Pasal 31 ayat 1 Undan-undang Dasar (UUD) yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” dan ayat 2 UUD yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya,” FMN Jambi menilai kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat jauh dari nilai yang terkandung dalam dua pasal tersebut.
Di berbagai media massa, pemerintah pusat maupun pemerintah derah di Indonesia terlihat memang sedang gencar melakukan pembangunan dalam segala bidang. Namun pembangunan itu belum menyentuh dunia pendidikan terutama di pelosok negeri. Faktanya masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang jauh dari perhatian pemerintah dan mengalami keterbelakangan sangat masif, dan tidak sedikit pula anak-anak yang putus sekolah karena tidak punya biaya. Padahal kunci dari kemajuan suatu negata adalah kecerdasan bangsa yang diciptakan melalui pendidikan.
Seperti halnya sekolah yang pernah dikunjungi FMN Jambi beberapa waktu lalu yang terletak di Desa Sungaijerat, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Selain akses jalan dari rumah siswa menuju ke sekolah yang memprihatinkan, fasilitas belajar mengajar sekolah yang tidak memadai pun juga menjadi sorotan Front Mahasiswa Nasional (FMN) Jambi, saat mereka berkunjung ke Desa Sungai Jerat pada14 September 2017 lalu.”Kami melihat bahwa negara belum hadir untuk aspek pendidikan di daerah tersebut. Padahal semangat anak-anak disana begitu tinggi untuk belajar, kami melihat betul kondisi itu saat berkunjung ke sana. Melihat semangat itu kami sebagai komunitas pemuda mahasiswa tertarik untuk mendirikan taman baca di sana,” ujar Bani Hasan, koordinator Taman Baca FMN Jambi yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Batanghari Jambi.
Sekolah yang akan menjadi sasaran mereka sebagai tempat penyaluran buku itu merupakan kelas jauh dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 232 Muarojambi dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 48 Muarojambi. Dua sekolah ini masih sangat jauh dari kata layak, dengan bangunan seadanya dua sekolah ini hanya berdinding papan, atap seng, dan berlantai tanah. Bahkan juga ditemukan tumpukan buku pelajaran yang rusak akibat hewan liar dengan leluasa keluar masuk gedung sekolah.
Niat baik mereka di hari pertama ini pun mendapat respon baik oleh masyarakat kampus Unbari. Dengan memasang banner yang memuat poto-poto kondisi sekolah dan spanduk penggalangan buku, membuat mahasiswa datang dan terpanggil untuk menyatakan kepeduliannya lewat buku-buku yang mereka sumbangkan. Bahkan, dukungan juga datang dari luar daerah Jambi.”Bahkan, tadi kita juga menerima buku dari teman-teman alumni FMN Jombang. Stand akan kita buka hingga 13 November mendatang. Bagi teman – teman yang punya buku bekas namun masih layak digunakan, mari kita satukan kepedulian kita dengan menyumbang buku untuk taman baca,” tutup Bani.
Untuk diketahui, sekolah yang menjadi sorotan kalangan pemuda kampus ini berdiri di Tanah Ulayat Suku Anak Dalam Pangkalan Ranjau, atau yang biasa disebut warga sana dengan Kubu Lalan. Dan sekarang masyarakat Adat di sana sedang mendorong pemerintah agar mengakui tanah ulayat adat tersebut dengan Peraturan Daerah.
Laporan Wartawan Provinsi Jambi (Syah)