Laporan Surya Kurniawan, SAROLANGUN
rakyatjambi.co, SAROLANGUN–Pro dan kontra terhadap Wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy menerapkan sekolah sehari penuh atau yang disebut full day school, kian ramai diperbincangkan dilingkungan penyelenggara pendidikan, bahkan suara penolakan juga terdengar dari berbagai wilayah termasuk di Provinsi Jambi.
Salah satu yang mengaku tidak sependapat dengan wacana pemerintah pusat itu adalah Kepala SD Negeri 01 Kabupaten Sarolangun, Restu Hasnatuti, menurut dia penerapan full day school belum layak diterapkan terutama siswa Sekolah Dasar (SD). “Pertama harus sesuai dengan karakter anak didik, kalau diterapkan full day school untuk anak tingkat SD saya rasa, ” katanya.
Banyak faktor yang menjadi alasan mereka tidak mendukung wacana full day school dari tingkat SD hingga SMA salah satunya anak seusia siswa SD jika diporsir untuk belajar, dikwatirkan anak tersebut menjadi bosan atau jenuh. “Kalau anak-anak sudah bosan saya rasa apapun materi yang diajarkan juga tidak bisa mereka terima dengan baik, ” katanya.
Persoalan lain kata Restu, jika diberlakukan full day school, ini juga dikwatirkan dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam menguasai pendidikan bidang agama terutama agama islam. “Kalau seharian sekolah waktu bermain anak sudah tidak ada lagi, begitu pula waktu mengaji dan sekolah madrasah, ” tuturnya.
Untuk memperjelas wacana full day school tersebut, media online rakyatjambi.co kamis siang mencoba mengkonfirmasi kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun, sayangnya tidak ada satupun yang bisa dikonfirmasi baik dari kepala dinasnya maupun pegawai yang berkompeten lainnya, menurut informasi mereka yang dimaksud sedang dinas luar.