Protes Angkutan Batu Bara, Ribuan Warga Sridadi Blokade Jalan Lintas Sumatera 

389 views


Muara Bulian – Akibat kendaraan truk angkutan batubara diwilayah Kabupaten batanghari yang sering melintas tidak tertib sesuai aturan yang diberlakukan Pemerintah hingga menimbulkan kemacetan, Ribuan Warga Kelurahan Sridadi melakukan aksi turun kejalan dengan menutup Jalan Lintas Sumatera, yang menghubungkan Jalan Muara Tembesi menuju Provinsi Jambi.

Aksi tersebut, berada tepat di RT.16 RW.05 Kelurahan Sridadi. Dan dalam aksi ini diikuti oleh warga yang berada di 25 RT yang ada di wilayah setempat. Warga setempat juga terpantau memasang tenda di tengah jalan, dan hanya mengizinkan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat milik pribadi saja yang diizinkan melintas. Senin (06/06).

Ketua Koordinator Lapangan Sukiman mengatakan, dalam aksi ini dirinya menuntut agar angkutan batubara yang melintas sesuai dengan edaran Gubernur Jambi, dimana armada tersebut keluar dari mulut tambang harus tepat pada pukul 18.00 wib.

Dalam aspirasi ini dirinya juga menyampaikan, untuk menindaklanjuti himbauan tersebut, aksi tersebut dilakukan secara umum untuk masyarakat Batanghari. Maka dari itu, yang diinginkan masyarakat ialah, adanya kesepakatan dari Pemerintah Daerah bersama pihak stekholder terkait, agar tidak ada lagi kemacetan lagi, bukannya seperti dibiiarkan saja.

Sukiman juga menegaskan, jika Pemerintah tidak dapat memutuskan maka aksi ini akan terus berkelanjutan dilakukan, atau bersepakat akan memacetkan massal.

Sementara itu, Ketua LPM Kelurahan Sridadi Nahrowi juga menyampaikan, bahwa dalam aksi ini masyarakat menekankan kepada Pemerintah agar kedepannya jangan lagi membuat peraturan peraturan yang lain, baik dari peraturan Gubernur maupun peraturan Bupati, sebab masyarakat menilai, negara saat ini diremehkan saja oleh pemilik tambang yang sewena-wena tak mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Disini masyarakat juga sangat kecewa kepada pemimpin yang ada baik Provinsi maupun Batanghari. Dirinya juga menilai untuk melenyapkan angkutan batubara memang tidak bisa, sebab membutuhkan waktu panjang, namun sebaiknya tidak ada lagi pelanggaran dengan arti kata tertib, keluar pukul 18.00 wib, tidak parkir di bahu jalan, hanya itu keinginan masyarakat, sebab selama ini masyarakat sudah baik mengizinkan kendaraan beroperasi melintasi jalan umum.

Disamping itu, Ketua DPRD Kabupaten Batanghari Anita Yasmin juga mengatakan, sebelumnya pihak DPRD bersama para Mahasiswa Kabupaten Batanghari juga telah melakukan audiensi bersama DPRD Provinsi Jambi, terkait solusi tercepat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi dari Muara Tembesi menuju Kecamatan Pemayung.

“Dalam hal tersebut, janji dari DPRD Provinsi Jambi akan menyiapkan anggaran sebesar kurang lebih 20 milyar untuk jalan pembebasan jalan karya bakti, yang hari ini sudah dibuka untuk khusus batubara. Dengan begitu diharapkan ini dapat menjadi solusi,”Kata Anita

Anita Yasmin menambahkan, dirinya menilai gerakan aksi ini juga dapat menjadi cambukkan bagi Pemerintah Daerah untuk menegakkan aturan yang sudah dikeluarkan oleh Gubernur, sehingga dirinya sangat mendukung masyarakat atas hal tersebut, namun harus dilakukan dengan kondusif.

Sementara itu, mewakili Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief, Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari Muhammad Rifai mengatakan, dalam aksi tersebut, Pemerintah telah menyepakati beberapa point kesepakatan jangka pendek dan jangka menengah yang diinginkan masyarakat

Adapun kesepakatan tersebut, pertama jadwal jam lintas batu bara harus pukul 18.00 Wib keluar dari mulut tambang, Kedua kendaraan truk batubara juga harus ada kantong parkir sehingga tidak parkir dibahu jalan lagi, Ketiga, ketika jam batubara dibuka sebaiknya tidak dibagi dua jalur yang menimbulkan kemacetan, Keempat, masyarakat juga akan membantu pihak kepolisian untuk menjaga jangan sampai mobil angkutan kembali parkir dibahu jalan.

Selanjutnya, kendaraan truk batubara juga harus menggunakan terpal yang bagus, agar debunya tidak lagi dihirup masyarakat, kemudian, masyarakat juga akan membangun pos batubara disridadi untuk memantau batubara yang langgar parkir. Selanjutnya, disini masyarakat untuk masa menengah juga menuntut terkait berapalama akses jalan khusus batubara selesai dibangun, sebab masyarakat ingin paling lama dua tahun sudah selesai. Dan terkahir masyarakat ingin mobil batubara juga diminta untuk dilakukan pembatasan dalam beroperasi.

Akibat aksi tersebut, jalan lintas Muara Tembesi menuju Muara Bulian terlihat mengalami Kemacetan panjang hingga 4 Kilometer. (RUD)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait