Terungkap, Kematian Burung Migran di Cemara Disebabkan Bakteri E Coli dan Bacillus SP

1721 views

Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Hendry

MUARASABAK – Terkait hasil laboratorium matinya puluhan burung migran di Pantai Cemara, Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) adalah negatif dan tidak ada infeksi flu burung. Maka penyebab matinya burung migran adalah bakteri E Coli dan Bacilius. “Kita sudah menerima hasil laboratorium dari Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, tepatnya Balai Veteriner Bukit Tinggi bahwa hasil matinya burung migram negatif dari virus flu burung,” kata Kepala Dinas Peternakan Tanjabtim, Rajito.

Dipaparkannya, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebelumnya Dinas Peternakan belum bisa memastikan apakah kematian burung migran ini disebabkan oleh flu burung atau tidak. “Makanya perlu membawa sampel untuk diuji atau dicek dilaboratorium,” ungkapnya.

Sebelumnya, informasi dari lab di Jambi bahwa penyebab kematian adalah dikarenakan saluran pencernaan. Karena takut kekhawatiran masyarakat terhadap flu burung, jadi sesuai nota dinas sampel dikirim lagi ke Balai Veteriner di Bukit Tinggi. “Dan menunggu beberapa waktu lama akhirnya hasil labnya keluar dan tidak ada virus flu burung,” sebutnya.

Untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat, pihaknya sudah menginformasikan kepada Kecamatan untuk memberi informasi kepada masyarakat sesuai dengan hasil laboratorium bahwa tidak ada flu burung.

Sementara itu, Drh. Adam menambahkan, bahwa berdasarkan hasil lab yang dikirim oleh Balai Veteriner Bukit Tinggi bahwa ada bakteri yang mengakibatkan kematian burung migran. “Berdasarkan hasil lab bahwa kematian burung migran disebabkan dehidrasi yang didalamnya terdapat 4 bakteri, salah satu bakteri yang disebabkan adalah bakteri E Coli,” jelas Adam.

Dijelaskannya, bahwa bakteri E Coli bisa menyebabkan penyakit manusia maupun burung.  Secara umum ditubuh hewan sudah ada, jika kekebalan tubuh burung turun diatas batas normal bisa, maka bisamenginfeksi dirinya. “Kalau sudah banyak, maka bisa menginfeksi saluran pencernaan dan mengakibatkan dehidrasi yang membuat daya tahan tubuh melemah pada burung,” tambahnya.

Sedangkan untuk penyebaran ke manusia terbatas, hanya bisa melalui kotoran. Gejala yang akan muncul pada manusia seperti diare. “Langkah utama adalah menjaga kebersihan, karena bakteri ini tidak mematikan karena burung ini adalah satwa liar,” tandasnya.

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait