Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL – Akibat defisit anggaran yang melanda Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, beberapa tahun belakang ini. Rupanya sangat berdampak pada semua kegiatan.
Salah satunya, seperti Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat, yang terpaksa tidak memasukkan anggaran belanja untuk obat Serum Anti Rabies (SAR). Obat tersebut dibutuhkan bagi korban gigitan binatang. Seperti anjing, kucing dan monyet.
Hal ini disampaikan langsung oleh PLH dr. Elfry Syahril melalui kabid P2PL, Dinas kesehatan Tanjabbar Sekarti Kani Santi Am Keb.
Menurut wanita yang akrab disapa bunda ini, Untuk memenuhi kebutuhan serum tersebut, pihak Dinkes terpaksa meminta ke provinsi.”Sudah dua tahun ini kita terpaksa minta ke provinsi. tahun ini kita minta 10, tapi cuma diberi lima. Itu pun kalau stok obatnya masih tersedia.” Katanya.
Dijelaskannya, kelima serum anti rabies tersebut tidak dibagikan kesetiap puskesmas-puskesmas yang ada. Namun hanya diperuntuhkan di RSUD Daud Arief saja.” Jadi, intinya kalau ada orang terkena gigitan binatang yang membahayakan seperti berabies, langsung minta rujuk ke rumah sakit saja.” Terangnya.
Dirinya mengakui, terbatasan tersedianya obat-obatan serum anti rabies, karena anggaran untuk membelinya tidak tersedia seperti pada tahun-tahun sebelumnya.” Kita Defisit, semua anggaran dipangkas.” Sebutnya.
Pengakuan kabid P2PL ini sekaligus membenarkan ketiadaan SAR di
Puskesmas Betara. Tidak tersedianya obat anti rabies ini diketahui saat salah seorang siswa MI menjadi korban gigitan anjing di pipi kanannya. Dan saat itu, korban hanya diberi suntikan anti biotik oleh pihak puskesmas.