Laporan Wartawan rakyatjambi.co, Hendry
MUARASABAK-Jalan rabat beton yang dibangun menggunakan anggaran Dana Desa (DD), di Desa Sungai Ular, Kecamatan Sabak Timur, kondisinya banyak yang rusak dan retak-retak. Padahal jalan itu baru saja dibangun tahun anggaran 2016 ini. Rusaknya jalan tersebut dikarenakan, pengerjaannya diduga tidak sesuai RAB dan asal jadi. Pasalnya dilokasi terdapat kelebihan semen yang tidak terpakai diperkiran kurang lebih 200 sak, malahan ada yang sudah membeku.
Adapun Panjang keseluruhan jalan rabat beton tersebut, 1.360 Meter yang ditempatkan dibeberapa titik antara lain, Rt. 05 sepanjang 360 meter dengan dana Rp. 113, 180.000, sedangkan di Rt. 03 sepanjang 1 kilo dengan dana Rp. 315.040.000.
Pjs Kades Desa Sungai Ular, Yandra Asril, SH ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa pelaksanaan pekerjaan fisik Desa Sungai Ular, dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Sehingga dikatakanya, jika ada permasalahan terhadap pekerjaan tersebut bukan tanggung jawabnya, melainkan tanggung jawab dari TPK. “Sebelum bapak bertanya aku jelaskan dulu pak, aku punya moU dengan pekerja fisik desa atau TPK, jadi kalau pun ada yang rusak itu resiko dio (TPK-red), aku taunya volume nya dengan panjang lebar sekian itu harus selesai, “katanya kemarin.
Mengenai semen yang seharusnya diperuntukan untuk pekerjaan jalan rabat beton, malah banyak tidak dipergunakan, menurutnya hal itu semua resiko dan tanggung jawab dari pelaksana selaku TPK. “Kan sudah saya bilang dari awal kalau pun dia (jalan rabat beton-red) hancur, itu yang rugi dia (TPK-red), tidak ada urusannya aku, terus mengenai semen yang 200 sak rusak itu, resiko dia. Aku taunya volumenya harus selesai sekian, “ujarnya.
Sedangkan, berbicara mengenai standar kwalitas, ia mengklaim pekerjaan tersebut sudah sesuai standar kwalitas berdasarkan Bestek dan RAB. “Kami memang tidak memakai kawat harmoni atau besi, karena kalau itu digunakan RAB nya lebih membengkak dan dana kami tidak ada. Yang jelas pekerjaan itu (rabat beton-red) sudah sesuai dengan kwalitas bestek dan RAB, tapi dengan catatan ujung parit 2 itu, memang bermasalah kemarin aku protes jadi, aku suruh perbaiki karena dia pakai air asin, nah kalau untuk soal adukan semenya pas, ” terangnya.
Sementara, Unus selaku konsultan perencanaan saat dikonfirmasi mengatakan, pelaksanaan pekerjaanya jalan rabat beton tersebut, tidak berdasarkan Bestek dan RAB. Hal itu dikatakanya dapat dilihat dari banyaknya semen yang tersisa, selain itu ketebalanya yang tidak sesuai dengan perencanaan. “Kalau perencanaan kita sudah sesuai dengan standar SNI, tinggal lagi yang mengerjakan sesuai dengan perencanaan yang kita buat atau tidak, karena itu sangat berpengaruh terhadap kwalitas bangunan, “bebernya rabu (14/12) kemarin.
Lanjutnya, padahal sebelumnya dia juga pernah mengingatkan agar, nanti ketika dalam pengadukan semen jangan menggunakan air asin. “Karena hal itu sangat berpengaruh terhadap mutu beton, semen tidak akan mau melekat, saran saya anggarannya kan ada beli lah air yang bagus, dan disitu juga ada sumur bor, “tandasnya.