Laporan Wartawan rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL– Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Dr. Ir. H. Safrial, MS memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan pengecekan terhadap tanggul dan kanal milik perusahaan Sinar Mas Grup, PT.Wira Karya Sakti (WKS).
Perintah tersebut diberikan, sehubungan dengan banjir yang mengakibatkan terendamnya 60 persen tanaman kopi, milik warga tiga desa di Kecamatan Betara, yakni Desa Mandala Jaya, Desa Muntialo, dan Desa Sedang Jaya.”Saya perintahkan PU cek itu apakah ada tanggul atau kanal-kanal perusahaan yang mengakibatkan banjir,”kata Bupati Tanjab Barat H. Safrial, MS.
Bupati menerangkan, dirinya juga memanggil Dinas Perkebunan untuk mencari bantuan bibit.
Kita sudah panggil Dinas Perkebunan untuk mencari Bantuan Bibit. “Bibit kopi baik itu dari Provinsi dan nanti kita anggarkan melulai APBD-P atau APBD murni Tahun 2018,” terang politisi PDI Perjuangan ini.
Adanya rencana Camat Betara Wanwan Irawan, S.STS membuka jalur air di Dusun Sri Menanti, Desa Serdang Jaya, Kecamatan Betara, guna mengatasi debit air yang menyebabkan banjir di Kecamatan setempat?, Bupati menyarankan agar diajukan saat digelarnya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).”Sebentar lagi kan Musrenbang silahkan masukkan,” tandas Suami Cici Halimah ini.
Diberitakan sebelumnya, Tiga kepala desa (Kades) bersama perangkat desa dan belasan perwakilan warga korban kanal deras PT. Wira Karya Sakti (WKS) di Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjab Barat mengadu ke Komisi II DPRD Kabupaten Tanjab Barat, Kamis (05/01/17).
Selain menuntut perbaikan kanal milik PT WKS, Kades dan warga dari desa Serdang Jaya, Mandala Jaya dan Muntialo Kecamatan Betara tersebut menyampaikan kerugian yang diderita akibat banjir yang diduga disebabkan oleh luapan kanal WKS.
Masyarakat yang kecewa itu menyampaikan keluh kesahnya di dihadapan Ketua dan sejumlah anggota Komisi ll DPRD Tanjab Barat.
Pada pertemuan yang berlangsung di Ruang Komisi Il ini dihadiri berbagai pihak terkait, seperti Camat dan Sekcam Betara, Asisten 1 bidang ekonomi dan pemerintahan serta pihak BLHD Tanjab Barat.
Kepala desa Muntialo, M.Nasir menyatakan kekecewaannya terhadap pihak PT. WKS. Sebab dengan meluapnya kanal WKS tersebut membuat tanaman milik warganya rusak dan tutup usia.
Dia mengatakan, persoalan kanal milik perusahaan Sinar Mas group ini sudah disampaikan kepada pihak Pemkab Tanjab Barat dan PT. WKS, tetapi hingga kini tak juga ada perbaikan dan solusi.
Dikatakannya kerugian materi yang diderita warga sangat besar, utamanya kerusakan kebun pinang, kopi dan padi warga.”Kopi 105 hektar sudah berbuah, pinang150 hektar, padi 6 hektar tenggelam semua. Gara gara kanal deras PT. WKS,” ujar Nasir.
Hal senada diungkapkan Suhaili kepala desa Mandala Jaya, menurut Suhaili luapan Kanal Deras WKS menyebabkan perekonomian warga lumpuh.”Dampaknya ini lah yang perlu di cari solusinya kedepan. Sungai Betara ini harus digali sehingga pembuangan air dari warga dam WKS ini bisa lancar,” tuturnya.
“Kalau akibat luapan kanal itu tanaman karet aja bisa mati. Air sungai betara menajdi keruh dan berbau tidak bisa digunakan buat mandi dan mencuci,” ungkap Jamhari warga desa Serdang Jaya.
Wanwan Irawan Camat Betara kepada usai mengikuti Hearing menuturkan, ternyata Kanal Deras yang dibuat untuk membuang debit air ketika hujan ke Sungai Betara, posisinya melintangi Sungai Betara. Sehingga saat hujan turun, aliran air dari Wilayah Ulu Tanjab Barat yakni dari Pematang Buluh dan Rantau Panjang menjadi terlambat mengalir dan berakibat banjir.”Jadi permohonan warga agar Kanal Deras tidak melintangi Sungai Betara yang mengakibatkan banjir,” beber Cast.
Namun, ketika akan menyerongkan Kanal Deras tersebut akan berdampak ke masyarakat pemilik kebun. Semetara kebun sawit yang dimiliki warga sedang produktif.”Jadi saya menawarkan ke masyarakat kalau memang warga mau mengubah jalur Kanal Deras silahkan. Kita akan temui WKS,” katanya.
Diakui Camat, saat melakukan survey Speed Boat yang digunakan tidak mampu menembus Kanal Deras.”Bayangkan sebegitu besar sungai Betara airnya tertahan Kanal Deras. Memang antara persimpangan Sungai Betara dan Kanal Deras tidak ada arus. Itulah yang mengakibatkan over load membajiri perkebunan,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Dedi Hadi, ketua Komisi II DPRD Tanjab Barat pada hearing itu meminta agar pihak-pihak terkait bersama-sama melihat ke lapangan. Meskipun kini kondisi banjir sudah mengering. Tetapi dampak yang ditimbulkan masih bisa dicek.”Saya berharap semua pihak mau bersama-sama memeriksa ke lapangan. Kita harus membantu warga. Karena lumpuhnya perekonomian warga ini berdampak juga pada daerah,” ujar Dedi.
Dedi mengatakan bahwa pihaknya akan mengajak turun semua pihak yang terkait. Pembahasan dan pengecekan di lapangan itu juga akan disertai detil angka-angka yang dibutuhkan. Seperti luas lahan yang terdampak. Jumlah tanaman yang terdampak dan berapa warga yang terdampak. Penyebab banjir dan jalur banjir yang harus ditelusuri.”Turun ke lapangan ini bukan mencari masalah. Tetapi untuk melihat dan menelusuri pangkal persoalan. Sehingga kita bisa memformulasikan solusi yang tepat pada pokok persoalannya,” tutupnya.