Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co,TANJAB BARAT- Panen merupakan sesuatu hal yang dinanti nanti oleh petani untuk melihat hasil dan kerja keras mereka. Perolehan hasil yang maksimal meningkatkan semangat petani untuk terus maju dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Perkembangan dunia tekhnologi selalu mengalami kemajuan. Para perancang terus menuangkan ide kreatifnya demi menghasikan produk yang dapat diterima dan menjadi primadona di pasaran.
Para perancang semakin semangat mengembangkan produk dengan berusaha menghasilkan karya terbaiknya. Salah satunya dengan terciptanya mesin pemanenan padi “combine harvester”.
Combine Harvester merupakan mesin pemanenan, perontokan, pembersihan dan penyimpanan salah satu teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Mesin ini mampu memanen dengan pemisahan butir padi yang langsung dimasukan ke karung penampung, sehingga keadaan peralatan ini diyakini mampu meningkatkan mutu dan kwalitas saat penanganan pasca panen sekaligus mempertahankan jumlah produksi dan Mengatasi menurunkan penyusutan hasil panen padi sekaligus mendukung program swasembada pangan.
Mesin ini mampu memanen padi dengan luasan satu hektar hanya dalam waktu 2 jam.
Para petani padi yang tergabung dalam Gapoktan di dua desa Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjab Barat yakni Desa Sri Agung dan Desa Rawa Medang telah menggunakan mesin Combine Harvester dalam memanen.
Ups tapi jangan salah. Mesin pemanen canggih yang digunakan petani di lahan central produksi padi Kabupaten Tanjab Barat itu bukanlah bantuan dari pemerintah Provinsi maupun pemerintah Kabupaten, melainkan disewa langsung oleh petani.
Sewa mesin ini dilakukan karna harapan Petani untuk bisa mendapatkan bantuan mesin Combine Harvester dari pemerintah sulit terwujud. Pasalnya meski terus berteriak, namun keinginan petani padi itu belum juga bisa direalisasikan oleh pemerintah.“Mengapa kami mendatangkan mesin Combine Harvester ini, ya Karna harapan kami itu ingin cepat menanam lagi. Jadi keluhan selama ini belum terjawab oleh provinsi. Kami sudah teriakan itu setiap ada pertemuan namun tak ada jawaban. Kami sangat butuh sekali dengan mesin pemanen ini karna untuk mempercepat panen padi disini,”ujar Muhidi salah seorang petani padi di Desa Rawa Bedang saat dijumpai rakyatjambi.co di persawahan, Senin (29/08/16).
Sementara itu Kepala Desa Rawa Medang, Iis Sapra’I mengungkapkan, mesin pemanen ini sangat di butuhkan oleh petani untuk mengejar musim tanam.“Kebetulan sekarang ini musim panen dan kedepan kita mengejar musim tanam jadi memang sangat sulit sekali bagi para petani. Jadi memang ada perlunya mesin Combine Harvester ini,” bebernya.
Iis Sapra’I menuturkan, mesin pemanen padi Combine Harvester senilai hampir RP 500 juta perunit itu didatangkan langsung dari Provinsi lampung dan Sumatra Selatan (Palembang). Menurutnya butuh dana dua milliar lebih untuk biaya sekali panen lahan seluas 1.121 hektar tersebut.“Malu sekali rasanya ga didatangkan dari jambi. Mesin ini Kita sewa 1 hektarnya RP 1.550.000, kalau ditotal pengeluaran termasuk bahan bakar, operator dan pekerjanya satu hektar itu habislah uang RP 2.600.000. Kalikan saja dengan luas lahan 1.121 hektar di dua Desa itu,” terangnya.
Dia menerangkan butuh setidaknya 5 unit mesin untuk melakukan panen yang efektif.“Satu unit mesin itu harganya kalau gak salah RP 430 juta. Kita sewa ada 3 mesin. Dengan mesin ini panen petani efektif sekali untuk mengejar musim tanam kedepan,” jelasnya.
Dijelaskannya, Combine Harvester baru pertamakali digunakan petani pada musim panen kali ini. Padi seberat 4-6 ton perhektar bisa dipanen hanya dalam waktu dua jam oleh mesin tersebut. hal ini tentunya lebih cepat dan efesien ketimbang panen secara manual.“Rencana bulan 10 ini kita akan nanam lagi, kami minta pemerintah provinsi pak Zola bisa mengabulkan bantuan mesin berteknologi ini,” tandasnya.