“Sekolah dibangun jauh dari pemukiman warga SAD”
Laporan Wartawan Rakyatjambi.co Herhar Supraja-Berita Sarolangun-Warga Suku Anak Dalam (SAD) yang berada di Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi mengeluhkan bangunan sarana untuk pendidikan (sekolahan) terbengkalai dan tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.Hal itu diungkapkan oleh Mantap (50), salah seorang tokoh suku anak dalam kepada Awak media menuturkan, “bangunan sarana pendidikan yang dibangun pemerintah pada tahun 2010 tersebut hingga saat ini belum pernah digunakan,” katanya (22/1/2017).
Karena menurutnya, bangunan sekolahan tersebut dibangun terlalu jauh dari pemukiman suku anak dalam, dan akses jalan untuk menuju ke sekolahan tersebut sangat susah untuk di tempuh.“Bagai mana anak-anak kami bisa sekolah sedangkan jalannya saja susah untuk di tempuh, jalannya nanjak anak kami tidak sanggup untuk mendaki bukit munuju ke sekolah,” katanya.
“Tidak hanya itu,sekolah tersebut tidak berfungsi hingga saat ini juga dikarenakan gurunya yang mengajar juga tidak ada, bagaimana anak-anak kami mau belajar,” ujar Mantap.
Mantap berharap, pemerintah memperhatikan dengan serius hal tersebut, karena kalau dibiarkan begitu terus menerus anak-anak tidak akan pernah duduk di bangku sekolahan layaknya warga masyarakat yang lainnya.“Kami juga meminta sekolahan tersebut dipindahkan ke dekat pemukiman kami, agar anak-anak kami bisa belajar menulis dan membaca seperti anak-anak yang di kota.” harapnya.
Dia juga menilai ada diskriminasi terhadap suku anak dalam tentang berbagai masalah ke masyarakatan yang seharusnya diperlakukan sama di mata pemerintah.“Kami juga merasa dianak tirikan oleh pemerintah desa setempat, dalam arti kami tidak pernah menikmati dana-dana bantuan apapun dari pemerintah,” lanjutnya.“Salah satu contoh, seperti bantuan beras miskin (Raskin), dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini kami tidak pernah mendapatkan bantuan itu dari desa, padahal kami tau bahwa masyarakat yang lainnya mendapatkan bantuan raskin itu,tapi kenapa kami tidak? Padahal dulu Pak Presiden Joko Widodo juga pernah menjanjikan kesejahteraan terhadap kami suku anak dalam.” pungkasnya.