Laporan Wartawan Rakyatjambi.co-Herhar Supraja-Berita Sarolangun – Dalam rangka memperingati hari lahir HMI ke 70, HMI cabang sarolangun menggelar silaturahmi dengan para Alumni HMI (KAHMI) disekretariat HMI Cabang sarolangun JL. Lintas Sumatera RT. 04 Kelurahan Aurgading.
Acara tersebut berlansung dari tanggal 4 S/d 5 Februari 2017 dengan rangkaian acara yasinan do’a bersama, tausiah, Refleksi 70 tahun perjalanan HMI dalam acara tersebut mengusung tema “Tantangan HMI dalam menghadapi Neoimperialisme dan neoliberalisme untuk menuju kebangkitan islam”.
ketua Umum HMI cabang Sarolangun Eet Hudori, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh Alumni HMI yang hadir dan kepada seluruh kader HMI.“Acara ini Merupakan Momentum penting dan berharga untuk kita mempererat silaturahim membangun sinergitas HMI dan KAHMI dalam mencapai kepentingan umat dan bangsa sebagaimana komitmen perjuangan HMI Keislaman dan keindonesian”, terangnya.
Terkait tema yang di usung Eet Hudori mengatakan Kita sa’at dihadapkan dengan Neoimperialisme Dan Neoliberalisme penjajahan gaya baru saat ini, tentunya harus menjadi perhatian serius bagi HMI, telah nyata saat ini adalah penyebaran paham dengan pendekatan demokrasi, liberalisme, kapitalisme, sekulesrisme dan bahkan isu kebangkitan komunispun sudah menjadi viral di negeri ini.“Paham yang menghendaki pengurangan peran negara dibidang ekonomi. Beberapa BUMN di privatisasi sehingga kehilangan haknya untuk mengatur sektor publik tersebut, hal ini terjadi dikarenakan semua sektor sudah diambil alih oleh asing”, tambahnya.
Dan yang paling parah dari privatiasi ini adalah pengambil alihannya dikuatkan oleh perundang-undangan yang dibuat oleh anggota parlemen yang notabene mereka dipilih oleh rakyat, seperti lahirnya UU liberal, yang menandakan betapa lembeknya penguasa pada para kekuatan asing.
Jadi dapat disimpulkan dalam demokrasi tidak ada kepentingan rakyat (kedaulatan di tangan rakyat), melainkan kepentingan para pemilik modal hal ini juga dirasakan sampai kedaerah tak ter kecuali kabupaten Sarolangun, konflik lahan yang berkepanjangan antara masyarakat dengan perusahan yang seharusnya masyarakt pribumi menjadi tuan dinegerinya sendiri malah sebaliknya, kekayaan kita didominasi oleh pemilik modal/asing.“Ini tentunya menjadi PR besar bagi kita semua di momentum Dies Natalis HMI ke 70 ini kita harus bangun spirit baru untuk kaum Mustad’afin”, tutupnya.
Dalam acara tersebut juga dihadiri Ketua KAHMI Sarolangun Ahyar S.Thi mengatakan didalam sambutannya Meminta kepada seluruh kader HMI sarolangun untuk tetap Amanah mempertahankan eksisteni HMI sebagi organisasi kader yang tatkala penting perkaderan merupakan ruhnya organisasi.“Perkaderan harus berjalan sistematis berkesinambungan tanpa perkaderan yang baik tidak akan bisa mencapai semua itu”, Jelasnya.
Ketua KPU Sarolangun itu juga menegaskan untuk segera mengadakan pembekalan instruktur agar SDM didalam HMI berkualitas, nantinya Pasca ber HMI Siap menyambut Estapet kepemimpinan dimanapun berkiprah.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Ustadz Muhammad Mirza, menyampaikan tausiah sesuai tema yang di usung, Kader HMI harus memiliki mentalitas yang tanggu Progresif Revolusioner jangan ragu-ragu dalam memperjuangkan kebenaran.“Dasar perjuangan kita jangan lari dari pada Tauhid sebagai umat islam sumber ajaran kita Al- Quran dan AS-sunah, jangan menggantungkan diri pada penguasa atau pemilik modal gantungkanlah pada sang khalik (pencipta) Allah SWT”, Jelasnya.
Ustadz Muhammad Mirza yang juga merupakan alumni HMI itu juga mengingatkan kader HMI dan para alumni agar selalu berikhtiar dan jangan mengabaikan kewajiban sebagai hamba Allah.“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-KU maka sesungguhnya bagi dia penghidupan yang sempit “(QS Thoha 20 :124) “ Telah tampak kerusakan di darat dan di lat disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS Ar-Rum 30:41) Sudah jelas, ketika rakya