Laporan Wartawan rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL – Bagi kebanyakan orang, plastik bekas merupakan sampah yang sudah tak bernilai. Namun berbeda bagi Beri Yudiansah (35), warga Lorong Sejahtera Parit III, Kecamatan Tungkal Ilir, Tanjab Barat, sampah plastik merupakan barang berharga yang dibutuhkan untuk diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau bensin.
Pengembang teknologi baru tepat guna oleh Beri Yudiansah, dari pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif berupa minyak bensin dengan metode Pirolisis atau destilasi kering ini baru baru di pakai untuk Beri pribadi.“Barang bekas plastik bisa kita olah menjadi bahan yang sangat berguna bagi masyarakat, palstik botol bekas atau plastic lainnya bisa diolah menjadi minyak bensin dan solar yang berguna bagi kepetingan masyarakat,” ungkap Beri ungkap Beri ditemui di Stand Pameran Tungkal Fair 2017 milik Dinas Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, kemarin.
Beri menjelaskan, dalam proses 1 kali produksi Pengolahan plastik menjadi BBM alternatif, dibutuhkan waktu 2 hingga 3 jam proses peleburan hingga berubah menjadi uap bukan asap.
Dari 1 kilo sampah plastic itu, kata Beri bisa menghasilkan setengah liter bensin mentah. Setelah diolah hasilnya bisa sekitar 0,8 liter.”Semakin bagus plastik yang diolah, makin tinggi pula hasil yang didapat (bening seperti bensin umumnya), Contohnya plastik botol Aqua,”jelasnya.
Beri pun memastikan bensin alternatif dari sampah plastik dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Dengan hasil yang hampir sama dengan BBM produksi Pertamina. Hanya saja kata dia, bensin yang dihasilkan tersebut tidak serta merta langsung bisa digunakan untuk mesin atau kendaraan, melainkan harus diproses lagi.”Harus direfinery atau diolah lagi hingga 3 kali pencucian, harus kita cuci dengan larutan asam dan air serta beberapa kali saring dan pengendapan untuk mendapatkan memurniannya,” bebernya.
Hasil uji coba yang dilakukan pada sepeda motornya. Beri menyatakan bahwa bensin hasil suling sampah tersebut tidak pernah menimbulkan masalah.
Beru berujar, untuk mengembangkan produksi ini menjadi besar bukan tidak mungkin, Pasalnya menurut nya bahan limbah plastik sangat mudah didapat. Hanya saja saat ini dirinya masih mengalami terbatas peralatan.“Saya masih terbatas peralatan yang masih rakitan sendiri, tabung reaktor penguapan kecil kafasitas 5 kg, dengan gas 3 kg, jelas belum mampu untuk memproduksi masal, untuk pendingin pipa saja kita masih menggunakan air dibantu Es batu,” sebutnya.
Beberapa peralatan yang mendukung lagi seperti mesin penghancur sampah, termometer pengukur suhu, pendingin pipa pembakaran, dan banyak lagi kata dia. Kalau ini bisa besar tentu dapat menambah nilai ekonomis dan lapangan kerja bagi masyarakat maupun pamulung yang ada di Tanjung Jabung Barat, bisa kita tampung sampah plastiknya.
Dalam wawancara eksklusif rakyatjambi, Beri berkeinginan mengembangkan produksi ini di Tanjabbar. Ia juga berharap support dari Pemkab Tanjabbar supaya bisa diproduksi massal.
Sebab lanjut Beri, secara tidak langsung pula membantu pemda dalam pengelolaan sampah secara aman dan ramah lingkungan. Jadi otomatis pencemaran lingkungan akibat sampah bisa ditekan.
Menurutnya setiap sampah plastik bersumber dari alam secara otomais mengandung zat minyak. Harapan lain kedepan dengan temuan ini semua pihak bisa mencontoh dan membuat di rumah masing-masing.
Terpisah, Sekda Tanjabbar, Drs. H. Ambok Tuo, mengaku sangat mengapresiasi dengan penemuan Beri tersebut.”Selama ini belum ada pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar seperti ini, melainkan diolah menjadi kerajinan tangan. Saya sangat mengapresiasi ini,” ungkapnya.
Selama ini, kata Sekda, sampah di kota Kuala Tungkal, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) lalu dibakar dan dikubur begitu saja. Sebagian sampah anorganic diolah menjadi kerajinan tangan dan lain-lain.
Dia meminta Asisten Ekbang Syafriwan, SE untuk mengkoordinasikan dengan SKPD terkait untuk mengembangkan temuan Beri Yudiansyah ini.“Ini membuat saya terkejut karena tak menyangka ada warga kita mampu membuat suatu terobosan mengatasi masalah plastik. Ini harus di sosialisasikan. Saya ucapkan apresiasi,” timpalnya.”Manfaat yang lebih diharapkan dari inovasi adalah membantu mengatasi masalah lingkungan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan tawaran solusi mencari energi alternatif,” tandas Ambok Tuo.