Kerja Selama 12 Jam Perhari, Pasukan Orange Merangin Diuji Selama Ramadhan

1923 views

 

MERANGIN – Tanpaknya keteguhan iman 123 orang petugas kebersihan di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) selama bulan ramadhan diuji. Dibulan suci ini, mereka yang dikenal dengan sebutan pasukan Orange tetap bekerja ekstra. Tidak ada insentif dan tidak ada pembagian jam kerja, mereka bekerja 12 jam perhari sejak pukul 05.00 – 17.00.“Tidak ada perubahan jam kerja. Semua tetap sama seperti hari-hari biasa. Mereka bekerja sejak pukul 05.00 – 17.00. Setiap hari, tugas mereka sudah diatur sesuai penempatan,” ungkap Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawsan Permukiman Merangin Nasrim saat ditemui sejumlah Wartawan Senin (29/5).

Bukan hanya pasukan orange saja, jam kerja yang sama juga tetap dijalani oleh para tukang rumput. Tidak seperti hari biasa, selama ramadhan, dalam satu minggu, mereka hanya mendapatkan libur satu hari kerja yang diatur bergilir. Lalu, berapa besaran gaji mereka.“Sesuai dengan Peraturan Bupati,  gaji petugas kebersihan juga dibayar berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk tamatan SMA itu gajinya Rp 500 ribu perbulan, D3 Rp 600 ribu perbulan dan S1 Rp 700 ribu perbulan. Mayoritas petugas kebersihan itu lulusan SMA sederajat. Jadi, gaji yang kami berikan yakni sebesar Rp 500 ribu perbulan,” jelasnya.

‎Salah seorang wanita anggota pasukan orange dari Desa Sungai Kapas membenarkan. Ibu Rumah Tangga (IRT) yang enggan disebutkan namanya itu mengaku tetap bekerja seperti biasa.“Ya sama saja mas. Kerja dari pagi sampai sore. Pagi dijemput sore diantar. Alhamdulillah, masih kuat puasanya. Ada juga yang ga’ kuat. Tapi gimana lagi, ini sudah jadi pekerjaan. Biar gajinya kecil yang penting halal,” ujarnya dengan logat sunda yang kental.

Tiga hari menjalankan tugas selama ramadhan, wanita berkulit kuning langsat itu sedikit berkisah tentang suka dukanya dalam menjaga kebersihan kota.“Kadang kita agak kesal ketika melihat sampah berserakan dimana-mana. Padahal, tong sampah sudah disediakan. Buang sampahnya hanya didekat tong sampah, bukan ditong sampah. Yang bikin kita sedih itu, sudah bekerja keras menjaga kebersihan dari pagi sampai sore. Begitu malam sampah sudah menumpuk lagi dan malah kami yang diomelin. Padahal yang salah itu mereka yang buang sampah sembarangan, bukan kami loh mas. Tapi, kami yang disalahkan karena itu dianggap tanggungjawab kami. Yah…legowo aja mas,” singkatnya. (Anto)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait