Pemkab Dinilai tak Tanggap

1186 views

Kabut Asap Tiap Tahun, Belum Miliki Pengukur ISPU

Masduki: Beli Mobil Dinas Miliaran Sanggup

Beritaduo.com, Merangin-Kebakaran kebun dan lahan makin sering terjadi di Kabupaten Merangin selama musim kemarau ini, selain itu, kabut asap pekat yang menyelimuti kabupaten Merangin, juga tak kunjung reda. Pekatnya kabut asap yang menyelimuti Merangin semakin mengkhawatirkan.

Pekatnya kabut asap yang menyelimuti Merangin, sudah menghalangi jarak pandang dan menganggu pernafasan, serta membuat mata perih. Hal ini tentu saja sangat di khawatirkan akan berdampak besar kepada kesehatan, ditambah lagi pernyataan dari Dinkes Merangin, bahwa sejak dua bulan belakangan ini, pendrita ISPA di kabupaten Merangin mengalami peningkatan.

Sementara, hingga saat ini angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tak kunjung dapat disimpulkan, karena lambannya kinerja Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) kabupaten Merangin, yang hingga saat ini belum memiliki alat pengukur ISPU.

Sementara, Maraknya kebakaran kebun dan lahan di Merangin, salah satunya diakibatkan minimnya upaya Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) bersosialisasi ketengah masyarakat.

Hal ini tidak dibantah Kepala Disbunhut Merangin, Arwan melalui Kasi Pengembangan Rehabilitasi dan Konservasi, Gusrina. Disebut Gusrina, terkendalanya pengendalian kebakaran di Merangin, disebabkan oleh minimnya dana yang dimiliki pihak disbunhut.

‘’Untuk turun ke lapangan, kita terkendala dana yang sangat minim, untuk mengecek titik api saja kita kesulitan,” ujarnya.

Gusrina mengungkapkan, pihaknya hanya punya dana Rp 21 juta untuk melakukan pengendalian kebakaran. Dana tersebut untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian kebakaran.
‘’Mulai dari sosialisasi ke masyarakat, pengecekan titik api di lapangan dan juga dana operasional lainnya. Karena terbatasnya dana, tiap tahun kita hanya mampu melakukan dua kali sosialisasi,” ungkapnya.

‘’Total dana untuk kegiatan ada Rp 76 juta, tapi itu untuk semua kegiatan. Termasuk didalamnya untuk ATK, perjalanan dinas dan semuanya. Khususnya untuk kegiatan dilapangan cuma Rp 21 juta,” sambung Gusrina lagi.
Dikatakan Gusrina, minimnya dana tersebut, membuat pihaknya kesulitan untuk melakukan pengendalian kebakaran, termasuk mensosialisasikan larangan membuka lahan dengan cara di bakar.
‘’Disaat kabut asap cukup parah, semua orang sibuk menghubungi kami. Sementara kami mau bergerak dengan apa,” imbuhnya.

Belum dimilikinya alat Pengukur ISPU hingga saat ini, serta Minimnya dana untuk pengendalian kebakaran tentunya sangat memprihatinkan, sementara hampir tiap tahun, pihak pemkab maupun DPRD Merangin, selalu menganggarkan pengadaan mobil dinas, dengan anggaran hingga miliaran Rupiah.
Masduki, tokoh pemuda Kabupaten Merangin, mengaku geram dengan tidak tangap nya pemkab dengan persoalan yang sejatinya menjadi perhatian serius ini, sebab kebakaran lahan, maupun kabut asap, seakan telah menjadi ‘bencana rutin’ yang terjadi hamper setiap tahun di kabupaten Merangin ini.

Semestinya ujar Masduki, pihak Pemerintah Kabupaten Merangin, dan juga anggota Dewan selaku wakil rakyat, harus lebih peka terhadap kondisi yang terjadi ditengah masyarakat. Mereka dituntut harus bisa mengutamakan kepentingan yang berkaitan langsung dengan masyarakat, ketimbang harus melakukan hal yang dinilai tidak terlalu mendesak.
‘’Saya tidak tau apa yang ada dipikiran pemkab dan juga anggota dewan. Seharunya peka dengan kondisi yang terjadi ditengah masyarakat. Kemarau terjadi tiap tahunnya, kita harus mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi,” sesalnya.

‘’Ini yang kita lihat, ditengah kondisi sulit seperti ini, dewan justru mewah-mewahan. Anggarkan pembelian 10 unit mobil dinas, untuk apa lagi, mobil dinas didewan sudah banyak,” tegas Masduki.

Demikian juga mengenai belum adanya alat pengukur ISPU yang dimiliki pemkab Merangin. Dia mengaku sangat menyayangkan pemkab yang dinilai kurang tanggap terhadap segala persoalan yang ada di tengah masyarakat.
‘’Hampir setiap tahun selalu terjadi bencana kabut asap, ini sudah berlangsung sejak bertahun tahun lalu, namun sampai saat ini pemkab Merangin tidak pernah memiliki alat pengukur ISPU, kalau untuk beli mobil dinas, setiap tahun kita lihat enteng saja,” bebernya.

‘’Lalu kalau begini bagaimana caranya pemkab menentukan tingkat pencemaran udara, bagaimana pemkab menentukan berbahaya atau tidaknya udara, untuk disampaikan kepada masyarakat,” tambahnya.

Mengenai banyaknya kebakaran lahan yang terjadi belakangan ini, juga dibenarkan oleh Wakil Bupati Merangin, Khafid Moein. Terakhir, kebun karet seluas kurang lebih 30 hektar terbakar di kawasan jalan trans C2, Kecamatan Bangko, Selasa (15/9) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

‘’Tadi malam (kemarin) kebun karet kurang lebih 30 hektar terbakar, antara Sungai Kapas dengan Talang Kawo,” ungkap Khafid.

Sebelumnya, terkait tidak adanya alat pengukur ISPU, Bupati Merangin, Al Haris saat di wawancarai awak media belum lama ini mengakui hal tersebut, dirinya juga mengaku menyayangkan pihak terkait mengenai hal ini.

‘’Memang kabut asap ini adalah bencana yang bisa dikatakan rutin. Saya sudah mengintruksikan BLHD untuk menganggarkan alat itu, namun yang sangat kita sayangkan, ketiak sudah terjadi (kabut asap) barulah kelabakan, karena tidak memilki alat,” sebut Bupati kala itu.(MT)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait