“Oknum Kades Ikut Bermain, Bupati Tak Nampak Gerah”
rakyatjambi.co,MERANGIN–Toleransi Pemerintah Kabupaten Merangin, terhadap para pelaku Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) patut diancungkan jempol. Betapa tidak, ditengah maraknya aktivitas illegal tersebut hampir tidak terlihat ada upaya atau tindakan tegas untuk pencegahan.
Bukan tidak mustahil toleransi itu menjadi pendorong banyak pihak dengan berbagai modus agar bisa beramai-ramai melakukan aksi melawan hukum, termasuk oknum kepala desa kini juga ikut bermain PETI.
Ada kesan memberikan toleransi terhadap pemain PETI ini terlihat bias dari pernyataan Bupati Merangin Al Haris, saat disindir soal maraknya PETI termasuk melibatkan Sejumlah oknum Kepala Desa, yang notabenenya sudah meneken fakta integritas menyangupi memberantas PETI, pria yang akrab disapa Uwo Haris ini sepertinya tidak lagi menghiraukan perjanjian tersebut, bahkan dengan singkat kepada awak media mengakui sulitnya memberantas kegiatan tersebut dengan alasan mempertimbangkan keberlangsungan hajat hidup orang banyak. “Ini soal isi perut, kalau soal isi perut ini agak susah, karna sebagian masyarakat banyak bergantungan pada penambangan emas. Memang sebagian masyarakat yang menikmati, namun pihak kita akan berupaya untuk menghentikan aktivitas ilegal tersebut,” ungkapnya.
Belum terlihat adanya gerakkan pihak pemerintah daerah stempat, menghalangi aktivitas PETI tersebut terus mendapat protes dari warga pro pelestarian lingkungan, salah satunya adalah Tokoh Masyarakat Tabir Ulu, warga yang meminta namanya dirahasiakan ini mengaku sangat kecewa dengan Bupati Merangin Al Haris.” Saya secara pribadi merasa kecewa sekali terhadap bapak Bupati Merangin Al Haris, karena janjinya tidak bisa di tempati,” ungkapnya kepada sejumlah Wartawan Selasa siang 16 Agustus 2016.
Seperti yang diberitakan sebelumnya sederetan nama Kades yang masuk catatan sebagai pemain PETI ini diantaranya yakni Kades Muara Kibul Can Indra, Kades Sungai Tabir M. Juri dan Kades Ngaol Subhan serta beberapa Kades lainnya, sejumlah Kades yang dikenal vulgar bermain PETI tersebut, dibawah intervensi dengan ancaman bupati jika kedapatan bermain akan dipecat juga turut meneken fakta integritas.(anto)