MUARASABAK, RJC – Guna mensukseskan program Jalur Rempah Nusantara pada 2021 – 2024, BPCB Provinsi Jambi bersama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Pemda Tanjabtim menggelar Forum Group Diskusi (FGD) Dengan tema rencana aksi jalur rempah 2021-2024, Selasa (3/11/20)
Kegiatan ini dihadiri Sekda Kabupaten Tanjabtim Sapril, S.IP, Perwakilan Kementrian Pendidikan Kebudayaan, mewakili Direktur pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan, Kemendikbud Rudi Sihombing, Kepala BPCB Provinsi Jambi Dr. Agus Widiatmoko dan Kepala OPD terkait, penggiat wisata dan para peserta FGD.
Mewakili Direktur pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan, Kemendikbud RI Rudi Sihombing, dalam sambutannya mengatakan, sejarah Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata bahwa diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan Negara dan Bangsa.
” Jalur Rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerjasama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global yang mengutamakan pemahaman antar budaya,” ujarnya.
Sebagai jalur budaya yang sangat penting, maka Jalur Rempah memiliki peluang besar untuk diajukan sebagai warisan dunia ke UNESCO oleh Indonesia secara kolektif dengan dukungan Negara-Negara sahabat.
Lanjutnya, diplomasi budaya merupakan faktor kunci yang menjadi ujung tombak dan penggerak pengajuan joint nomination Jalur Rempah, baik ke luar negeri maupun dalam negeri.
Dalam kesempatan ini, kami sangat mengapresiasi semangat gotong royong dalam konsep penyusunan rencana aksi program jalur rempah ini.
Ditjen Kebudayaan, baik antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dan UPT (BPCB dan BPNB), selaku instrumen Ditjenbud di daerah, akan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk mengangkat budaya jalur rempah di Kabupaten Tanjabtim ini. Karena dengan gotong royong bersama inilah, jalur rempah dapat diajukan sebagai warisan budaya dunia di UNESCO.
Sementara Sekda Sapril mengatakan, terkait program jalur rempah ini Pemda sangat antusias untuk ikut terlibat dalam setiap tahapan atau kegiatan terkait program jalur rempah.” Melalui jalur rempah ini kita harapkan dapat menjadi momentum untuk menggerakan potensi yang ada, mulai dari wisata, budaya, edukasi, terkait karakter kebaharian, hingga meningkatkan semangat berniaga,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan sekda, terkait kesiapan aksi jalur rempah jelang 2021-2024. Diantaranya pemda akan membentuk wisata dengan melibatkan penggerak wisata yang ada di tanjabtim dan menampilkan lebih lagi terkait kegiatan budaya dan adat yang ada.
” Salah satunya peran masyarakat dan penggiat wisata tanjabtim sangat diperlukan, dalam mempersiapkan aksi jalur rempah ini, yang nantinya juga akan menjadi peluang dan kesejahteraan bagi merek,” jelasnya.
Lanjutnya, Provinsi Jambi cukup banyak penghasil rempah terutama di di wilayah ulu, dimana rempah menjadi komoditas menjadi andalan pasar warga dan menjadi pertukaran barang antar pedagang Nusantara.
Tanjabtim merupakan gerbang laut jambi, dan banyak temuan temuan budaya dan artefak. Melalui kegiatan ini harapannya dapat dijadikan momentum dan mempelajari sistem perdagangan masa lalu yang dapat menjadi pedoman masa kini.
” Tercatat 95 persen wilayah Tanjabtim merupakan jalur rempah, dengan didukung aneka wisata, budaya dan tradisi adat masyarakat di sekitar jalur rempah,” jelasnya
Kepala BPCB Provinsi Jambi, Dr. Agus Widiatmoko mengatakan, terkait persiapan jalur rempah Nusantara yang merupakan kerjasama antara Kementrian Kebudayaan RI bersama Pemda Tanjabtim dan lintas OPD yang akan berjalan pada 2021-2024 mendatang.
Semisal pada Dinas Budparpora, dari dinas tersebut program apa saja yang dapat menunjang jalur rempah Nusantara ini, bisa terkait kebudayaan, situs situs cagar budaya yang berhubungan dengan jalur rempah. Bisa seperti Perahu Kuno hingga Makam Rangkayo Hitam.
Selain itu, tidak hanya terkait budaya saja bisa melalui teknologi pengetahuan tradisional masyarakat. Contoh di kelurahan simpang ada masyarakat pembuat perahu, jongkong, dan makanan makanan yang terkait dengan rempah.
” Hal seperti ini menjadi sesuatu yang luar biasa untuk ditampilkan, nantinya akan kita petakan kita data sehingga Dinas terkait bisa mengangkat dan menguatkan melalui program kepariwisataan mereka,” ujarnya.
” Selain itu hal ini juga menjadi program rencana aksi yang harus disiapkan saat ini, sehingga nanti pada tahun 2021-2024 program tinggal pelaksanaannya saja,” jelasnya
Saat ini obyek wisata dan festival yang ditampilkan tersebut hanya sebatas lokal saja, dengan momen ini harapannya dapat dinikmati skala Internasional dan gaungnya lebih lagi. Sehingga efek ekonominya belum terlihat.
Lanjutnya, selain dari sektor pariwisata juga bisa melalui sektor Pendidikan, para pemuda ataupun anak didik juga perlu tahu lebih dalam terkait wilayah kelahiran mereka atau wilayah tempat mereka menimba ilmu. Sehingga harapannya kedepan timbul rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui dan mendalami terkait budaya yang ada di tempat mereka.
” Untuk itu saat ini kita perlu membangun karakter mereka, sehingga mereka tidak hanya tahu melainkan juga mereka bisa merasa bangga dan peduli akan warisan kebudayaan yang ada,” jelasnya.
Dengan penanaman karakter melalui jalur rempah ini melalui muatan lokal dalam pembelajaran, diharapkan timbul rasa keingintahuan dan juga kreatifan mereka untuk melakukan hal yang lebih baik dari yang telah ada saat ini dan terinspirasi untuk melakukan hal hal yang baru.
Dan yang terakhir dari OPD terkait, peran mereka juga sangat penting untuk mensukseskan program jalur rempah ini. Sehingga menjadi benar benar bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat.
” Intinya melalui jalur rempah ini bukan sekedar membuat event tercatat di dunia, melainkan menjadi sebuah inspirasi dan pandangan bagi pemuda kita untuk termotivasi berkreasi,” pungkasnya.(4N5/HMS)