Permasalahan di Pulau Rempang, Ketum NU Batanghari Himbau Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

179 views

JAMBI – Konflik Tragedi Agraria di Pulau Rempang, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi sorotan bagi masyarakat seluruh Indonesia dan sangat menjadi perhatian oleh suku melayu. Pulau Rempang tersebut direncanakan akan dijadikan kawasan industri, perdagangan, hingga wisata yang terintregasi.

Pembangunan itu ditolak oleh sejumlah warga dan berujung bentrok warga dengan aparat keamanan. Akibatnya banyak pro dan kontrak di masyarakat melayu di indonesia.

Ketua Umum Nahdatul Ulama (NU) Cabang Kabupaten Batanghari, Farizal menghimbau kepada masyarakat yang di Pulau Rempang agar tidak terpengaruh atau terprovokasi oleh pihak manapun.

“Untuk saudaraku yang ada di Pulau Rempang maupun di Kabupaten Batanghari agar tidak mudah terpengarus hal-hal yang bersifat provokasi, terutama dapat menyinggung atau memprovokasi dan juga menimbulkan keresahan di masyarakat,” kata Farizal, Kamis (28/9/2023).

Farizal mengajak seluruh masyarakat yang ada di Indonesia untuk mendukung pemerintah yang saat ini melakukan pekerjaan sangat berat demi kenyamanan masyarakat, semoga apa yang dilakukan oleh pemerintah pada akhirnya memberikan kedamaian dan kenyamanan.

“Ayo kita dukung TNI, Polri, Satpol PP dan pemerintah terkait untuk bekerja selalu damai dan mengemban misi untuk keamanan dan kenyamanan negara Republik Indonesia khususnya masyarakat di Pulau Rempang, Provinsi Kepulauan Riau,” ungkapnya.

Data yang diperoleh, Pemerintah Indonesia mengeklaim masyarakat di Pulau Rempang “setuju” untuk “digeser” sepanjang tidak dipindahkan ke luar pulau itu. Namun, sejumlah warga terdampak justru menyatakan “tetap menolak” dipaksa pindah dari kampung mereka saat ini.

Dilansir situs Kemdikbudristek, Pulau Rempang adalah salah satu pulau di wilayah Kecamatan Galang, yang berada di bawah wilayah Kabupaten Kepulauan Riau. Rempang terhubung langsung dengan Pulau Galang dan Pulau Batam melalui jembatan Barelang. Secara administratif, Pulau Rempang masuk wilayah Pemerintah Kota Batam.

Jembatan Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang, yang menjadi sebuah jembatan penyambung antarwilayah di Rempang, yang dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.

Dari 16 kampung tua yang awalnya hendak direlokasi pun, akan ada empat kampung yang diprioritaskan untuk dibangun pada tahap awal. (*)

Comments

comments

Ketum NU Batanghari Himbau Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi Permasalahan di Pulau Rempang

Penulis: 
    author

    Posting Terkait