Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL-
Pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Kabupaten Tanjab Barat, Jambi akhir akhir ini tampaknya bakal terus berkepanjangan. Pemadaman yang di picu akibat kurangnya daya listrik dari perusahaan listrik negara (PLN) ini terjadi seperti minum obat. Pasalnya dalam sehari saja pemadaman bisa terjadi hingga sampai 3 kali.”Sudah sering nian lampu padam, kaya orang sakit minum obat aja. Kadang kadang 2 sampai 3 kali sehari. Bukan apa apa selaku masyarakat selain terganggu kami takut tv, lampu rumah, pengukus nasi listrik di rumahni nanti bisa pada rusak, “ujar Ari, salah seorang warga Kuala Tungkal.
Hal senada diungkapkan Mirwan warga desa Tanjung Bojo, kecamatan Batang Asam. Mirwan mengungkapkan, selaku warga kabupaten Tanjab Barat dirinya mengaku resah dengan kondisi listrik yang saat ini sering padam.
Menurut Mirwan listrik sering kali padam terutama disaat magrib dan subuh.”Sering nian mati lampu pas orang magriban dan adzan subuh. Siang juga sering hidup mati sampai dua kali sehari, kadang sebentar kadang juga agak lumayan lama,”ungkapnya.
Mirwan menjelaskan, Setiap hari pemadaman listrik didesanya digilir dengan desa dan kecamatan lain Seperti Kecamatan Merlung dan Tebing Tinggi, Pemadaman bergilir ini dilakukan selama dua jam sehari.”Jam 18.00 Wib-20.00 Wib di tempat kami hidup tapi di desa Purwodadi dan Kecamatan Merlung mati. Nah jam 20.00 Wib-22.00 Wib tempat kami mati mereka (Purwodadi dan kecamatan Merlung) hidup,”jelasnya.
Menyikapi persoalan ini Anggota Komisi ll Dprd Tanjab Barat, Heri Juanda mengatakan, Dewan menginginkan perhatian khusus dari pihak PT. PLN mulai dari struktur organisasi di Kuala Tungkal hingga ke pusat.”Kita akan turun kejalan kalau memang belum ada perhatian juga dari PLN. Kita dukung kegiatan yang dilakukan oleh Bupati. Mereka (PT. PLN) sepertinya menyepelekan pemerintah. Undangan rapat yang disampaikan ke mereka (PT. PLN) dipungkiri dengan tidak menghadirinya. GM PLN wilayah Sumbangsel tidak menghadiri dengan alasan tidak masuk akal,”kata Heri Juanda.
Politisi Demokrat ini menuturkan, selaku wakil rakyat dirinya merasa takut Kabupaten Tanjab Barat yang merupakan daerah kaya sumber energi penghasil gas terbesar di Provinsi Jambi terancam gelap gulita karna permasalahan dari pihak PLN.”Sangat disesalkan, disaat kita sudah sangat banyak membantu PLN dengan banyaknya jaringan yan sudah kita bangun dan nantinya bakal kita serahkan ke PLN. Maksudnya PLN itu ada perhatianlah sama kita, perhatian terhadap kebutuhan yang ada di daerah kita yakni energi listrik,”tuturnya.
Dia menegaskan, secara keseluruhan saat ini listrik PLN belum dinikmati oleh sebagian masyarakat Kabupaten Tanjab Barat.”Wlayah Yang belum teraliri listrik itu kecil, mungkin presentasinya 30-40 persen. Yang kita maksud secara keseluruhan kita akan kegelapan kalau Rivah itu tidak bisa difungsikan kedepan. Secepatnya mereka (PLN) harus pikirkan energi listrik kita terutama PLN mulai dar tingkat ranting hingga ke pusat,”tegasnya.
Juanda mengaku miris dengan pemadaman yang dilakukan PLN, terutama di wilayah Kuala Tungkal yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Tanjab Barat.”Terutama di parit dua sering dilakukan pemadaman di malam hari. Dan ini diharapkan jangan lagi menimbulkan permasalah baru karna hdup matinya listrik tadi,”imbuhnya.
Bupati Tanjab Barat, Safrial mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjab Barat sudah berjuang dan berharap nantinya PLN bisa mendengar bahwa masyarakat Tanjab Barat sangat membutuhkan aliran listrik dari PLN.”Jadi kita dapat gas 5 MMcmd yang di desa Pematang Lumut. Kemarin kita minta kepada PLN supaya PLTG sudah dipindah karna sumur Rivah di dekat bascamp Petrochina pematang lumut ini habis. PLTG bersama PLN sudah oke, tinggal lagi berapa KWH yang dibutuhkan,”paparnya.
Bupati menyebut Pemkab Tanjab Barat hanya bertugas mencarikan solusi berupa sumber energi gas dan investor, selebihnya menjadi urusan PLN dan PLTG.”Tinggal urusan PLTG dan PLN. Pemda sudah cukup mengantar, kita carikan gasnya kemudian kita carikan investor yang bangun pipanya,”ucapnya.
Selaku kepala daerah, Bupati Safrial mengharapkan perusahaan Migas yang baru di Tanjab Barat agar tidak membuat kontrak berbunyi gas tertentu dengan SKK MIGAS, melainkan berbunyi gas dari Petrochina.