Muara Bulian – Puskesmas Bungku rupanya kini sudah punya sarana isolasi corona virus disease (Covid-19), meski usia pembangunan masih seumur jagung. Kehadiran bangunan dua lantai ini menjadi maskot baru masyarakat setempat. Senin (09/08).
“Kita memang sudah mulai tiga sampai empat pekan disini dengan memindahkan operasional pelayanan kesehatan dari Pustu (Puskesmas Pembantu) terdekat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Batanghari dr Elfi Yennie
Puskesmas Bungku kemarin dijadikan lokasi suntik vaksin masyarakat termasuk Suku Anak Dalam (SAD). Dinkes Batanghari membawa 500 vaksin. Kegiatan vaksinasi dipantau langsung Sekretaris daerah (Sekda) M Azan sejak pagi hingga petang.
“Namun untuk Puskesmas ini sendiri tentu ada aturan-aturan admistrasi berikutnya. Nanti harus teregistrasi secara pusat dan ada izin operasionalnya secara resmi,” ucapnya.
Sementara ini upaya pemanfaatan gedung Puskesmas Bungku dilakukan karena kebutuhan masyarakat. Sejumlah fasilitas Pustu terdekat mulai dipindahkan. Tenaga kesehatan dari beberapa Pustu sekitar berangsur pindah ke Puskesmas Bungku.
“Dekat sini ada Pustu Pompa Air dan Pustu Bungku yang Johor, Pustu Mekar Jaya dan Sungkai. Tenaga kesehatan yang disini kita ambil dari Pustu tersebut dan kita operasional disini. Jadi untuk sementara seperti itu, supaya bermanfaat kepada masyarakat lebih cepat,” ujarnya.
Puskesmas Bungku memiliki enam tempat tidur. Ia berencana ke depan menjadikan Puskesmas Bungku salah satu fasilitas kesehatan (faskes) sarana isolasi Covid-19. Ruang isolasi berada di lantai atas terdiri kamar pasien, tempat pasien berjemur dan aula besar pasien berolahraga.
“Teman-teman bisa lihat kita rencanakan di atas tempatnya. Tapi yang Puskesmas tetap seperti biasa berjalan layanan kesehatan, layanan Covid-19 tetap kita lakukan disini,” katanya.
Kasus Covid-19 di Desa Bungku kata Elfi cukup tinggi. Sebenarnya seluruh Puskesmas sudah disiapkan untuk penanganan awal Covid-19 dan sudah harus mampu, termasuk rujukannya. Begitu juga untuk penanganan pasien isolasi mandiri.
“Semua puskesmas yang mengawasi, memonitor, memberikan obat bilamana ditemukan, sampai dinyatakan kesembuhannya itu adalah Puskesmas. Khusus untuk di Bungku ini, karena tempatnya cukup memungkinkan, nanti kita jadikan sarana isolasi,” ucapnya.
Kini sudah ada 12 petugas bekerja di Puskesmas Bungku, 10 petugas kesehatan, seorang petugas keamanan dan seorang petugas kebersihan. Elfi berkata akan melakukan penambahan terus kalau sudah ada pasien Isolasi.
“Seiring bertambah pasien dan ada yang rawat inap, jelas nanti ada petugas yang piket,” katanya.
Puskesmas Bungku ada tiga ruang besar yang rencananya akan dijadikan ruang isolasi Covid-19. Barangkali kalau di hitung bisa menampung 10 tempat tidur. Dinkes Batanghari masih mempersiapkan peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Artinya begini, dengan kondisi saat ini kita harus siap dengan fasilitas isolasi sampai ke desa-desa, bahkan juga sampai di puskesmas-puskesmas. Kenapa, kita kadangkala tidak bisa menghindari bilamana ada kejadian yang urgent untuk ditangani dan harus di rujuk,” ujarnya.
Sebelum dirujuk pasien harus ditangani dulu sementara. Namanya penanganan pasien Covid-19, kata dia, semuanya sudah mengikuti standar protokol, termasuk juga isolasinya. Ia berharap peran aktif perusahaan sekitar bisa mendukung kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat.
“Kita sudah berkomunikasi dan mereka akan membantu untuk memberikan support berupa fasilitas akses jalan, paling tidak jalan masuk ke Puskesmas. Kita harap dana CSR perusahaan, kita sudah mulai komunikasikan,” katanya. (RUD).