rakyatjambi.co,KUALA TUNGKAL- Guna meningkatkan ekonomi masyarakat di sektor perkebunan, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan tahun 2017 ini bakal meremajakan (replanting) 164 hektare kebun kelapa sawit.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Melam Bangun melalui Kabid Perkebunan Bernard Situmorang mengatakan, peremajaan ini khusus untuk kelapa sawit yang berumur 25 tahun keatas dan kelapa sawit berpanghasilan dibawah 10 ton pertahun setiap hektarnya.
Replanting tahun ini berlokasi di Desa Lampisi, Kecamatan Merlung, atau tepatnya dilahan petani plasma PT IIS. Diambilnya lahan petani di Kecamatan Merlung ini, diakui Situmorang, sudah sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang ada.
Dijelaskan, setiap hektar lahan bakal mendapat kucuran dana sebesar Rp 25 juta. Program peremajaan ini menggunakan anggaran dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di bawah Kementerian Keuangan RI.”Ada 16 item persyaratan yang diwajibkan oleh BPDPKS untuk program peremajaan ini, salah satunya legalitas surat menyurat kebun yang lengkap (sertifikat),”katanya.
Situmorang mengungkapkan, persyaratan sertifikat lahan yang diminta BPDP-KS yakni atas nama sendiri dan sedang tidak digadaikan ke bank, dalam artian petani yang mendapatkan program bantuan ini tidak terlilit hutang.”Untuk perhektar lahan sawit tidak cukup dengan biaya rp 25 juta. Perhitungan nya sekitar lebih kurang Rp 59-60 juta perhektar biaya yang harus dikeluarkan. Dan nanti dicarikan pinjaman petani ke bank untuk menutupi nya. Nanti dibuatkan MoU nya dan petank yang mengangsurnya,”ulasnya.
Kebutuhan dana yang besar tersebut, disebabkan dalam pengerjaan peremajaan nanti secara keseluruhan menggunakan alat berat, mulai dari awal hingga finishing. Selain itu, juga menggunakan bibit kelapa sawit yang unggul dan berkualitas.
Situmorang berujar, pendanaan tetap menjadi faktor utama agar produktivitas kebun kelapa sawit rakyat dapat terdongkrak.”Pekerjaannya berjenjang, mulai dari tebang, cabut akar, dan ditabur dengan cendawan trikordarma untuk membunuh jamur akar kelapa sawit. Kemudian digaruk kembali dan diratakan, dan juga membuat lobang baru untuk penanaman bibit nya. Panjang prosesnya mas,”ungkapnya.
Situmorang mengatakan, memang alokasi anggaran untuk peremajaan 164 hektare ini masih jauh dari kebutuhan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Tetapi pemerintah tetap bakal melanjutkan peremajaan kebun dengan memilih lokasi dan daerah yang menjadi prioritas.”Saat ini kita sedang melengkapi data persyaratan dari petani untuk diserahkan ke BPDP-KS. Semoga program ini segea terlaksana pada tahun ini,”jelasnya.
Selain itu, lanjut Situmorang, bila program ini terlaksana nantinya, diharapkan juga peran dari lembaga terkait seperti perbankan dan perusahaan swasta sebagai penjamin kelangsungan perawatan tanaman sawit yang diremajakan.”Ya, karena kami juga tidak ingin setelah mendapatkan dana dari BPDP-KS ini, tanaman kelap sawit yang diremajakan tidak terawat dan tidak berlanjut,”imbuhnya. (eco)