KOTA JAMBI – Walikota Jambi, Syarif Fasha meninjau Proses Belajar Mengajar Secara Tatap Muka. Peninjauan yang di lakukan di dua sekolah, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Kota Jambi dan Sekolah Dasar (SD) Al Falah Simpang Kawat Kota Jambi, Senin (01/03/21).
Sebelum melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), anak-anak di wajibkan berjemur selama 15 menit. Dalam peninjauan tersebut, Fasha yang di dampingi kepala Dinas Pendidikan, Mulyadi langsung melakukan pengecekan proses belajar di setiap kelas.
Di ketahui PTM yang memang dicanangkan per-tanggal 1 Maret 2021 oleh Pemerintah Kota Jambi dengan beberapa tahapan yang sudah dibuat serta SOP dalam PTM tersebut.
Adapun tahapan yang di maksud yakni jam masuk anak-anak pukul 7.30 wib mulai dari kelas yang paling besar yakni kelas VI SD serta Kelas IX SMP dan setengah jam kemudian bagi kelas bawah yang masuk. Kemudian proses pembelajaran hanya 3 jam. Khusus untuk kelas IX SMP dan VI SD di tetapkan masuk sekolah full untuk persiapan ujian akhir.
Protokol kesehatan semua sekolah yang ingin mengajukan tatap muka harus mengajukan surat kepada Satgas covid-19 hingga satgas akan memverifikasi layak atau tidaknya sekolah untuk lakukan PTM. Susunan kursi dan meja hanya setengah yang diizinkan, kemudian juga sarana untuk cuci tangan, peringatan tentang physical distancing.
Serta siswa tidak diperbolehkan makan di kantin, karena kantin belum dapat di buka hingga pedagang-pedagang di luar belum di perbolehkan masuk lingkungan sekolah atau di luar sekolah.
“Ini berlaku untuk SD, SMP serta PAUD juga kita izinkan yang sudah siap dan menurut rekomendasi dari Satgas. Bagi PAUD yang belum direkomendasi, maka tindak akan kita izinkan untuk lakukan PTM,” jelas Fasha.
Fasha juga mengatakan para tenaga pendidik dan pendidikan sudah di lakukan uji swab. Lebih kurang 4.000 tenaga pendidik dan pendidikan yang akan di swab. Dari 4000 tenaga pendidik dan pendidikan, sudah berjalan 1000 lebih tenaga pendidik dan pendidikan yang di swab.
“Dari hasil swab tersebut juga di dapati dengan hasil swab positif. Karena ini di swab semua maka yang positif tidak kita izinkan masuk untuk mengajar. Ada beberapa tempat yang di rekomendasikan untuk isolasi mandiri,” katanya.
Untuk hasil swabnya sendiri tidak perlu menunggu lama, yang di ketahui Pemkot telah memiliki alat sendiri. Bagi para guru yang akan di swab, maka 6 jam kemudian sudah dapat di lihat hasilnya.
“Jadi tidak ada penutupan sekolah, kecuali, kalau kedapatan satu dan yang lain belum swab mungkin akan di lakukan Work From Home (WFH),” pungkasnya. (Dre)