JAMBI — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pejuang Siliwangi Indonesia, Provinsi Jambi, Drs.H. Marjani. MM, Jumat sore 25 Desember 2020, kumpulkan seluruh dedengkot pengurus dan anggotanya.
Pertemuan lengkap antara ketua dan pengurus DPD Pejuang Siliwangi Indonesia Provinsi Jambi disalah satu cafe di Kota Jambi ini, pertama untuk bersilaturahmi dan berkoordinasi antar pengurus dan anggota organisasi yang dia komandoi.
Kemudian agenda kedua kata Marjani, untuk membicarakan hal-hal diluar organisasi mereka, karena ada oknum yang sudah dia pecat tapi masih menggunakan atribut Pejuang Siliwangi Indonesia, yang mengaku-ngaku dia adalah ketua DPD Pejuang Siliwangi Indonesia 1922. “Nah itu 1922 tidak ada, di kami 1922 itu ketua umumnya Letjen TNI. Purn. Yayat Sudrajat, dia coba tanya ketua umumnya siapa, dia mau mengaku-ngaku karena diberi mandat dari sekretaris bukan jamannya pak Yayat tapi jamannya pak Dadai nah mandat itu cuma ditandatangani oleh sekretaris itu sementara dalam organisasi mandat tidak boleh ditandatangani sekretaris tetap ketua umum, ” ungkap pemegang Bintang Setya Lencana Seroja ini tegas.
“Saya menginggatkan anggota serta mempertegas bahwasanya pengurusan Pejuang Siliwangi Indonesia semua tingkatan mulai dari DPP sampai tingkat kabupaten-kota tidak ada dualisme kepemimpinan. Kepengurusan yang sah diakui oleh Kemenkumham RI itu adalah kepimpinannya bapak Letjen. TNI. Purn. Yayat Sudrajat, beliau adalah ketua kita dipusat, kita juga sudah mempersiapkan advokasi jika masih juga mengingatkan atribut kita akan bersikap, ” tutur Ketua 1 Alumni Resimen Mahasiswa ini lagi.
Kepengurusan yang sah, dikatakan Marjani, wajib dia sampaikan kepada anggota dan seluruh masyarakat Provinsi Jambi, karena kata mantan Sekda Kota Jambi, yang notabenenya sudah 13 tahun menempati posisi Ketua DPD Pejuang Siliwangi Indonesia, Provinsi Jambi ini, karena dikhwatirkan oknum yang mengatasnamakan pengurus DPD mencederai citra Pejuang Siliwangi Indonesia. “Kita khawatir nanti nama Pejuang Siliwangi Indonesia disalahgunakan oleh oknum ini, makanya harus kita tegaskan kembali karena nama kita sampai detik ini masih harum, ” tuturnya.
” Apa lagi organisasi kita beda dengan ormas lainnya kita punya program yang sangat mulia seperti memberikan pendampingan kepada masyarakat lemah, yang terzolimi, kita juga punya advokat yang selalu siap membantu warga kita dalam menghadapi permasalahan hukum, begitu juga soal bela negara, kita Pejuang Siliwangi Indonesia sudah lama ada di Kota namanya Wibera (Wajib bela negara), ” terang Marjani. (opi)