71 Tahun Indonesia Merdeka, Warga Desa Lubuk Bernai Belum Nikmati Listrik PLN

2804 views

img_1465

Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya

rakyatjambi.co,TANJAB BARAT- Kabupaten Tanjab Barat telah memasuki usianya ke-51 dan Sudah 71 tahun pula negara Indonesia ini merdeka, namun masih ada masyarakat perdalaman seperti di Desa Lubuk Bernai, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjab Barat, Jambi yang belum menikmati aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Padahal masyarakat desa setempat berulang kali mengusulkan ke pihak PLN rayon Kuala Tungkal maupun ke Bupati Tanjab Barat. Namun hingga saat ini belum juga terialisasi.

“Hingga saat ini belum ada listrik masuk ke lubuk bernai ini pak, jadi ya tolonglah kepada pemerintah perhatikanlah kami ini, sudah 71 tahun Indonesia merdeka tetapi belum pernah namanya PLN itu pak. Padahal semua rakyat berhak menikmati PLN katanya pak, tapi kanyataannya Lubuk Bernai sampai saat ini belum pak,”ujar Hartono, Ketua RT 01, Desa Lubuk Bernai, Selasa (18/10/16).

Selama ini masyarakat Desa Lubuk Bernai, hanya bisa diterangi mesin genset dan disel ketika malam hari. Padahal jumlah KK di desa Lubuk bernai lebih dari 600 KK.

“Selama ini penerangan itu ada yang menggunakan mesin pribadi ada yang juga dengan disel PLTG swasta pak,”beber Hartono.

Dijelaskannya, Saat ini tiang tiang beton Listrik milik PLN telah berdiri di Desa Lubuk Bernai, namun hingga satu tahun berdiri sampai saat ini Pihak PLN rayon kuala tungkal belum juga belum memasang kabel untuk mengalirkan arus listrik ke rumah rumah rumah warga.

“Tiangnya sudah di pasang, tapi sudah satu tahun ini belum juga di pasang kabel,”terangnya.

Hartono menuturkan, waktu pilkada di Tanjung Jabung Barat dahulu, ada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati datang ke desanya, akan berjanji membantu segera mengalirkan listrik.Tapi hingga detik ini, belum ada kejelasan dari bupati tersebut.

“Bantulah kami pak Bupati, Kami ingin sekali menikmati listrik PLN,”harapnya.‬

Hal hampir serupa juga diungkapkan Kepala Desa Lubuk Bernai, Zulfahmi, dikatakannya, saat ini sebagian besar masyarakat desa Lubuk Bernai harus merogoh kocek hingga RP 500 ribu setiap bulan untuk membayar listrik yang sumbernya dari PLTG milik swasta. Aliran Listrik ini pun hanya bisa di nikmati masyarakat setengah perhari.

“Kalau pakai kulkas sampai RP 500 Ribu, saya sendiri ga masang kulkas mbayarnya RP 380 ribu kan bisa dibayangkanlah kesulitan kami, ya kami mohon bantuannyalah pada PLN,”kata Zulfahmi.

Dia mengungkapkan, awalnya pihak PLN telah merenspon positif permintaan warga desa Lubuk Bernai dengan memasang tiang listrik beton di tahun 2015 lalu. Namun karna adanya permasalahan dengan masyarakat desa Tanjung Bojo (desa tetangga) yang meminta ganti rugi karna tak terima tanaman mereka dilewati tiang listrik akhirnya keinginan warga desa Lubuk Bernai untuk dapat menikmati listrik PLN pun tertunda hingga saat ini.

“Yang jelasnya juga kami (Warga desa Lubuk Bernai) ikut berpartisipasi dengan pembebasan ganti rugi lahan yang Tanjung Bojo Itu, dari pihak PLN ga ada ganti rugi. Dan yang namanya ganti rugi itu kan dag ada dalam aturan, tapi kalau kami turuti aturan yang ada kami bakal perang dengan masyarakat desa Tanjung Bojo dan Lubuk Rawas (desa tetangga). Jadi kami menyikapilah kemarin ada 4 kali rapat di kantor camat akhirnya deal lah setuju bahwasanya desa Lubuk Bernai lah yang nalangi ganti rugi itu semua,”ungkapnya.

Diterangkan Zulfahmi, masyarakat desanya sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan pihak kontraktor dan telah menyetorkan uang sebesar RP 1000.000 per KK. Namun hingga hari ini dirinya belum mengetahui alasan PLN belum melakukan pemasangan listrik.

“Memang ada setoran tapi bukan ke PLN, kemarinkan pihak kontraktor ada kerjasama juga, kan dari desa Lubuk rawas kontraktornya, akhirnya kami nyemplinglah ke Lubuk Rawas karna nilainya agak jauh dari kontraktor yang duhu. Jadi setoran satu juta itulah untuk pemasangan instalansi dengan sekaligus nanti kalau ada penambahan untuk bayar KWHnya.
Warga saya ada 600 an KK, yang baru nyetor paling paling baru 120 KK,”terangnya.

Menyikapi persoalan ini, Manager PLN Rayon Kuala Tungkal, Arham Ginting mengatakan, seharusnya listrik PLN telah mengalir kedesa Lubuk Bernai pada tahun 2015 lalu. Namun dikarnakan terkendala oleh tanaman tumbuh di Desa Tanjung Bojo akhirnya pemasangan listrik belum bisa di ralisaikan.

Dengan telah dibebaskannya lahan di desa Tanjung Bojo oleh warga ini PLN berjanji akan melakukan pemasangan listrik segera.

“Seharusnya tahun lalu itu sudah nyala dan ga ada masalah, namun karna ada permintaan ganti rugi oleh masyarakat desa Tanjung bojo makanya terhabat tahun lalu dan baru diteruskan tahun ini,”tutur Ginting.

Pihak PLN, Lanjut Ginting, tidak membenarkan telah melakukan kerjasama dengan pihak rekanan untuk melakukan pemasangan listrik langsung di Desa lubuk bernai.

“Kitakan Badan Usaha Milik Negara, kita ada aturan. Dalam waktu dekat kita akan melakukan pemasangan keliling kesana (desa Lubuk Bernai) jadi kita akan tawarkan langsung masyarakat yang mau melakukan pemasaran listrik ditempat dan masyarakatpun bisa langsung bayar ditempat jadi ga perlu rekanan,”bebernya.

Ginting menargetkan diawal November 2016 listrik PNL Sudah mulai mengalir ke rumah rumah warga desa Lubuk Bernai.

“Dalam waktu dekat setelah jaringan tegangan menengah, tegangan rendah sama travo selesai kita langsung melakukan pemasaran keliling. Jadi kita langsung datang kedesa, yang mendaftar langsung kita pasang KWHnya jadi ga ada perantara calo ataupun lewat rekanan. Target kita sih awal awal november lah. Jadi kita ga ada hubungan dengan rekanan, langsung kita ke masyarakatlah biar masyarakat ga banyak beban,” tandasnya.

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait