Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL- Bupati Tanjung Jabung Barat H.Safrial,Ms menolak wacana penerapan “full day school” yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.“Tidak boleh berlaku umum, bayangkanlah kalau di sebrang kota (kecamatan) SD nya sampai sore dia mau belajar apa,” Ujar Safrial.
Safrial menilai, full day school hanya untuk anak perkotaan yang Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan. Namun, full day school juga akan efektif jika fasilitas disekolah memadai.“Jadi jangan berlaku umum. kota besar memang dia sibuk orang tuanya, boleh. Kemudian memang Fasilitasnya memungkinkan, oh sekarang dia (siswa) mau ke kurikuler apapun Itu gurunya ada. Tapi bayangkan bahwa di lubung kambing, sebrang kota untuk apa kita sekolah sepanjang hari,” Jelasnya.
Safrial menuturkan, dengan fasilitas mumpuni selama seharian anak bisa memegang buku. Mereka bisa menyalurkan bakat dan ekspresinya lewat kegiatan yang mereka sukai. Namun lagi lagi bagi sekolah yang fasilitasnya tidak memadai, anak hanya akan depresi.
Karena itu, Lanjutnya, Kabupaten Tanjung Jabung Barat akan menggunakan konsep yang sudah. Ada. Di pedesaan yang warganya rata rata berprofesi sebagai petani dan nelayan, sekolah di Tanjab Barat lbih relatif singkat. Masuk pukul 07.00 WIB dan Pulang pukul 11.00 hingga 11.30 WIB.“Sekarang kita kurunglah anak anak kita disekolah itu, kita mau kasih pelajaran apa. Nah sekarang okelah ada tambahan pelajaran, katakanlah Bahasa Arab umpamanya. Yang mbayar kira kira dari mana itu, perlu anggaran,”ucapnya.
Seharusnya, kegiatan-kegiatan anak di sawah, di ladang atau membantu orangtuanya menjadi nelayan juga menjadi nelayan juga menjadi poin penting pendidikan.“Masih terlalu dinilah, perlu dikaji lebih mendalam,” tutupnya.
Penyeragaman konsep pendidikan menjadi full day school tidak akan efektif. Karena suasana, sarana prasarana, dan kebutuhannya berbeda apalagi anak anak yang rumahnya jauh dari sekolah.
