Muara Bulian – Musim kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Batanghari, kini membuat sebagian masyarakat di Batanghari sulit mendapatkan air terutama air bersih, hal ini sangat di rasakan sekali oleh warga Dusun 1, RT.01 dan RT.06, Desa Jangga, Kecamatan Bathin XXIV mengeluhkan kekeringan.
Sejak beberapa Bulan yang lalu beberapa sumur warga telah mengalami kekeringan bahkan warga yang kesehariannya hanya tergantung dengan air sungai pun mulai merasakan dampak dari kemarau ini. Sebagian warga Jangga pun mulai mengeluh karena mereka sulit mendapatkan air bersih yang merupakan kebutuhan sehari-hari mereka.
Salah seorang warga Desa Jangga Ariyansyah menyampaikan, saat kemarau ini warga sangat sulit sekali mendapatkan air terutama air bersih, dan disini sungai-sungai juga banyak mengalami kekeringan bahkan hanya beberapa sumur saja yang masih aktif dan sebagian kering.
“Untuk di Dusun 1 RT.01 ini saja ada 15 sumur yang mengalami kekeringan, dan sungai yang sering di manfaatkan sebagian masyarakat yang tidak memiliki sumur pun kini sudah mulai kering, sehingga air yang ada di sungai itupun hanya sedikit dan dalam keadaan keruh (kotor),”kata Ariyansyah, Jum’at,(20/09).
Lanjut Ariyansyah, kebutuhan air sendiri sangat di perlukan warga terutama air bersih. Dalam satu harinya saja di satu rumah membutuhkan air bersih sebanyak 80 liter atau paling sedikit 40 liter, dan untuk air minumnya sendiri itu warga membutuhkan 15 liter paling sedikitnya. Dan disini untuk air minum warga ada yang memasak sendiri dan ada juga yang membeli, dengan harga pergalonnya RP.5000 itupun jauh dari sini lokasi penjualannya.
“Saat ini warga hanya bergantung pada air danau batubara yang ada di daerah kami, itu pun hanya bisa di manfaatkan buat mandi dan mencuci, jika di konsumsi untuk air masak itu tidak mungkin, karena air batu bara mengandung belerang, jadi tidak bagus untuk kesehatan warga,”sebut Ariyansyah.
“Kami disin berharap sekali kepada Pemerintah untuk membuat program untuk bantuan air bersih, karena seperti yang di lihat, air sungai yang di gunakan warga tampak kotor dan dapat menyebabkan penyakit, terutama bagi anak-anak,” pintanya. (RUD)