rakyatjambi.co, KOTA JAMBI- Pihak keluarga almarhum Akbar Firdaus, pasien yang meninggal dunia usai menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mataher mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.
Jailah, salah seorang keluarga almarhum mengatakan, perlakuan buruk perawat Rumah Sakit plat merah tersebut membuat kecewa keluarganya.”Para perawatnya bentak-bentak kami. Emang kami keluarga tidak mampu tapi kami punya hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” tutur Jailah.
Atas perlakuan tersebut, Jailah selaku perwakilan pihak keluarga almarum meminta gubernur jambi H. Zumi Zola Zulkfli untuk kembali mengkroscek langsung kondisi pelayanan di RSUD Raden Mataher Jambi.”Tolong bapak gubernur lihat langsung pelayanan di rumah sakit itu. Sakit rasonya diperlakukan seperti ini,”pintanya.
Untuk diketahui, Sebelum dilakukan operasi, pihak rumah sakit sempat sibuk mencari selang untuk operasi. Malahan pihak rumah sakit sempat meminta pihak keluarga almarhum untuk mencari selang.“Saat itu sudah hampir magrib. Kita ini orang awam manalah ngerti alat operasinya seperti apa. Seharusnya mereka yang mencari bukan kita,” beber Jailah.”Mereka bilang selangnya ada tapi 4 hari lagi baru bisa dioperasi. Lah, keburu meninggal keponakan saya,” tambahnya.
Jailah menyebutkan, usai operasi, almarhum dibawa ke ruang rawat pasien. Malam hari hingga subuh, sekujur tubuh keponakannya membengkak. Keluarga pun kebingungan.”Pagi hari, asisten dokter memeriksa keponakansaya, kami bertanya-tanya kenapa bisa seperti ini. Malah dijawab kalau selangnya dicabut nanti meninggal,” terangnya.
Dokter Makrup pun datang. Dokter Makrup sempat kebingungan dengan kondisi fisik almarhumyang telah membengkak di sekujur tubuh.“Wah, ini salah pemasangan ini. Kok selangnya ukuran 18? Seharusnya ukuran 27,” tutur Jaila meniiru ucapan dokter Makrup.
Pada tanggal 17 September, korban pun dibawa ke ruang operasi kembali untuk dilakukan pemeriksaan. ”Setengah jam keponakan saya meninggal,”tukas Jaila.