Kemarau, Peternak Kesulitan Memperoleh Pakan Rumput

1085 views

Beritaduo.com-MERANGIN-Kemarau panjang tidak hanya membuat para petani yang merugi akibat lahan pertaniannya mengalami kekeringan. Namun, para peternak juga merasa cemas dengan kondisi seperti sekarang ini.

Pasalnya, para peternak sudah mulai kesulitan dalam mendapatkan air untuk hewan ternak mereka, begitu juga dengan pakannya yang berupa rumput.
Rumput yang biasanya digunakan untuk pakan ternak, kini mulai sulit didapatkan. Karena sebagian besar sudah mengering dan mati. Sementara untuk membuat pakan buatan, peternak harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Akibatnya, hewan ternak yang mereka pelihara baik itu sapi ataupun kambing, mulai mengalami penurunan bobot berat badan dan ini berdampak pada nilai jual hewan ternak tersebut. Tentu ini sangat merugikan para peternak di Kabupaten Merangin.

‘’Rumput rumput mulai menguning, kalau tidak segera turun hujan, rumputnya semakin banyak yang mati. Sedangkan selama ini kami hanya mengandalkan rumput untuk makanan ternak kami,” ungkap Sutopo, peternak Sapi di Sungai Mas, Kelurahan Pasar Atas Bangko.

Sutopo mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir, dirinya semakin kesulitan mendapatkan rumput hijau untuk pakan lebih dari 50 ekor sapi miliknya. Bahkan untuk mendapatkan rumput yang mulai menguning saja, dirinya terpaksa harus mengambil di tempat yang cukup jauh diluar kota Bangko. Dengan kondisi ini dikatakannya, biaya perawatan sapinya juga menjadi lebih besar.

‘’Kami harus mencari rumput ke dusun-dusun dan di daerah trans, itupun rumputnya juga tidak hijau lagi. Kalau biasanya kami tidak perlu jauh jauh, di sepanjang pinggir jalan di sekitar kota bangko saja sudah cukup,” tuturnya.
Senada juga dikatakan Suparmin, peternak sapi di Tabir. Dia terpaksa memberikan pakan yang kualitasnya tidak lagi baik untuk pertumbuhan ternaknya. Bahkan, pakan yang diberikan untuk sekedar ternaknya tetap bisa bertahan hidup.

‘’Rumput yang warnanya sudah kuning terpaksa tetap kami berikan, sebelum diberi ke ternak dicampur air dulu, biar kadar airnya ada. Sebenarnya kualitasnya tidak bagus, namun bagaimana lagi, Cuma itu yang ada,” ungkapnya.
‘’Kalau tidak diberi makan, ternak bisa mati. Biarlah pertumbuhannya terganggu yang penting masih tetap hidup,” sambung Suparmin lagi.
Sementara itu untuk membuat membuat pakan buatan, dikatakan Suparmin, selain membutuhkan biaya yang mahal, dirinya juga mengaku tidak memiliki pengetahuan banyak mengenai hal itu.

‘’Untuk masalah pakan buatan, sejauh ini cuma dengar dari mulut ke mulut saja. Belum pernah mencoba, katanya biaya cukup besar juga,” jelasnya.
Sementara itu Sukardi, peternak yang sengaja mempersiapkan sapinya untuk dijual jelang hari raya kurban, dengan kondisi semakit sulitnya mednapatkan pakan, mengaku sangat mencemaskan pendapatannya menurun. Hal ini disebabkan sapinya makin kurus karena kualitas pakan yang tak baik, selama kemarau ini.

‘’Kalau badannya kurus jelas harganya turun, sapi kurus juga sedikit yang mau beli,” ucapnya.
Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan kabupaten Merangin, Markoni, dikonfirmasi mengatakan sejauh ini belum ada peternak melaporkan adanya sapi yang mati karena kemarau.

Namun, diakuinya kemarau panjang tidak dipungkiri akan menyebabkan pertumbuhan ternak akan terganggu. Hal itu dipengaruhi kualitas pakan ternak yang juga tidak baik, terutama yang mengandalkan pakan rumput. Kondisi tersebut, menimpa ribuan peternak yang tersebar di seluruh Merangin.
‘’Belum ada laporan, sapi mati atau sakit sejak kemarau ini. Kalau penyakit ternak dimusim kemarau rasanya tidak ada juga,” kata Markoni, Senin (31/8).
‘’Yang jelas kualitas pakan ternak yang tidak bagus, karena rumput bisa mati dimusim kemarau. Itu bisa menyebabkan pertumbuhannya terganggu. Seluruh Merangin mengalami hal serupa,” ujarnya lagi.

Agar kondisi dan pertumbuhan ternak tidak terlalu menurun, dijelaskan Markoni, pihaknya akan mensosialisasikan agar peternak memberikan suplemen untuk ternaknya.

‘’Bantuan langsung dari dinas tidak ada, nanti melalui penyuluh kita beri pengetahuan, agar ternak diberi penambahan suplemen atau vitamin,” tuntasnya.(MT)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait