Laporan Wartawan Rakyatjambi.co, Eko wijaya
rakyatjambi.co, KUALA TUNGKAL- Desakan untuk mengisi kekurangan tenaga pengajar (Guru) membuat Pemerintah daerah, dan sekolah mengangkat tenaga guru honorer dengan berbagai macam cara, akan tetapi, tanpa kebijakan standar yang jelas membuat kualitas dan nasib guru honorepun kini kian tak menentu.
Kondisi seperti ini di dapat dari hasil pemantauan terhadap kondisi guru honorer atau yang sering disebut guru tak tetap di beberapa Sekolah Dasar di daerah kabupaten tanjung jabung barat jambi yang masa depannya hingga kini belum jelas karna tak ada standar pengangkatan PNS untuk mereka.
Salah satu Contoh yakni SD Negeri 200/V yang berlokasi di lorong papadaan, RT 08, desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi. Pihak sekolah terpaksa memilih mengangkat guru honorer untuk mengisi kekurangan tenaga pengajar tanpa bisa memberikan honor yang mensejahtrakan.“SD kami ini termasuk masih baru. Baru di negerikan pada april 2015 yang lalu, kami banyak mengalami kendala terutama untuk tenaga pengajar,” kata Kepala Sekolah SDN 200/V Pematang Lumut, Andi, Rabu (21/09/16).
Andi menjelaskan, saat ini Sekolah yang ia pimpin memiliki 4 Guru PNS dan 16 guru Honorer. Andi terpaksa mengangkat guru honorer karna jumlah guru PNS yang ada sangat minim untuk mendidik 405 siswa mulai dari kelas satu hingga kelas enam.“Kondisi guru disekolah kami sangat memprihatikan sekali, terutama untuk pembayaran honor guru honerer yang mengoyak dana bos yang telah ada. Gaji guru honorer dari dana bos RP 500.000 perorang ditambah lagi bantuan dari pemerintah sebesar RP 500.000 perorang cukup kecil dan berpengaruh pada smangat guru honorer yang ada,”jelasnya.