BANGKO-Naiknya harga gas elpiji membuat masyarakat mengeluh. Tidak hanya kalangan rumah tangga, pengusaha pun ikut terkena imbasnya. Seperti di Desa Tambang Emas, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin yang sangat mengeluhkan tingginya harga gas elpiji.
Harga gas elpiji 12 kilogram yang ditetapkan pemerintah hanya Rp. 148.000,- per-tabung, nyatanya ditingkat pengecer mencapai Rp 170.000,- pertabungnya. Kenaikan ini dinilai warga belum berpihak kepada masyarakat yang berada dipelosok negeri ini. Sebab kenaikan harga gas elpiji 12 kilo gram tersebut akan sangat sulit, jika nantinya harga BBM dinaikkan. Karena secara otomatis biaya transportasi dipastikan naik, dan mempengaruhi semua kebutuhan masyarakat terutama sembako.
Hal ini berdampak terhadap pengeluaran pengusaha kecil, seperti rumah makan yang ada didesa tersebut, bahkan untuk mengurangi pengeluarannya pengusaha rumah makan, terpaksa mencopot kompor gasnya dan beralih menggunakan kayu bakar.
Sementara itu dipihak pangkalan elpiji di Pasar Atas Bangko, elpiji 12 kilogram dijual dengan harga Rp.155.000,-. Dengan harga ini pihak pangkalan mengaku kesulitan menjualnya, apalagi jika nantinya pemerintah kembali menaikan harga BBM.(b2)