rakyatjambi.co – LPAI Gelar Konferensi Pers Penutupan KAI via Zoom Meeting
KOTAJAMBI – Rangkaian Kongres Anak Kerja Indonesia (KAI) 2022, kerjasama antara Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) pimpinan Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi (Kak Seto-red) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi ditutup Minggu pagi 27 November 2022 hari ini.
KAI yang mengusung Tema “Anak Sehat dan Berdaya, Indonesia Kuat”, yang diselenggarakan secara Hybrid (Daring dan Luring) diikuti 274 peserta Anak (Daring/Online) dan Anak (Luring/Daring) dari 26 Provinsi di Indonesia mereka (peserta-red)
mewakili Lima Klaster Hak Anak, yakni Hak Sipil dan Kebebasan, Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternative, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, Pendidikan, Waktu Luang dan Aktifitas Kebudayaan, Perlindungan Hukum.
Rangkaian KAI tahun ini juga diisi dengan Seminar Nasional dengan beberapa Narasumber dari beberapa Kementerian, seperti The Union TC Asia Pasifik, Kementerian PMK RI, Kemeninfo RI, Kemenkes RI, Kemen PPPA RI, Kemensos RI dan Instansi lainnya.
Dihari penutupan KAI juga diisi
dengan pembagian hadiah Pemenang nominasi penanya terbaik online dan offline kongres Anak Indonesia hadiah Pemenang ini langsung diserahkan oleh Kak Seto, kemudian dilanjutkan penyerahan sertifikat peserta kongres. Rangkaian acara penutupan juga diikuti oleh pengurus dan awak media dari seluruh Indonesia delegasi masing-masing LPAI di daerah via zoom meeting.
Peringatan Hari Anak Sedunia yang diperingati setiap 20 November mengingatkan pentingnya pemenuhan hak-hak anak yang menjadi perhatian bersama bahwa terdapat empat hak dasar anak yang harus dipenuhi, pertama Hak untuk hidup, Kedua Hak untuk tumbuh dan berkembang, Ketiga Hak perlindungan, Hak berpartisipasi, demikian dikemukakan Ketua LPAI, Kak Seto.
Kak Seto berharap dalam peringatan Hari Anak Sedunia mengingatkan para orang tua dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan pentingnya pemenuhan hak-hak anak dalam rangka membentuk generasi emas dan berkualitas. Karena Hari Anak Sedunia ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya memenuhi hak-hak anak. “Peserta Kongres dibagi dalam lima komisi yaitu Komisi Pendidikan dan Budaya, Komisi Partisipasi Anak, Komisi Jaringan dan Teknologi, Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan, Komisi Perlindungan Khusus hingga melakukan sidang.
Dari hasil sidang kelima komisi tersebut menghasilkan 9 (Sembilan) poin suara anak nasional yang memohon kepada pemerintah untuk serius memeratakan pemberian asupan gizi anak guna mencegah stunting, Mengajak masyarakat untuk lebih pro aktif dalam kepedulian terhadap kasus kekerasan dan perundungan terhadap anak, ” tegasnya.
Selain itu dikatakan Kak Seto, mewakil suara anak juga memohon kepada pemerintah untuk meratakan akses pendidikan yang berkualitas, gratis, dan dievaluasi secara berkala terutama bagi anak yang kurang mampu, daerah 3T, korban perkawinan anak, ABH, dan penyandang disabilitas. “Kami juga memohon kepada pemerintah untuk memberikan akses sarana maupun prasarana teknologi secara merata dan tepat sasaran didaerah terpencil di seluruh Indonesia serta akses internet berkualitas dan ramah anak. Memohon kepada pemerintah untuk melindungi anak dengan meregulasi dan melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok di lingkungan terdekat anak serta menutup akses rokok untuk anak dan memohon kepada pemerintah untuk menyediakan ruang partisipasi anak yang nyaman dan aman serta, berpatisipasi dalam setiap kegiatan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan anak, terutama musyawarah perencanaan pembangunan daerah (Musrenbang), ” terangnya.
Selain beberpa poin penting diatas kesimpulan kongres juga meminta pemerintah untuk tegas meregulasi dalam melindungi anak dari praktik usia anak. Memohon kepada pemerintah untuk menjamin keamanan anak ketika menggunakan internet dengan memperkuat sistem filtrasi pornografi dan informasi yang tidak layak anak di internet. ” Serta memohon kepada pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk mengoptimalkan ruang partisipasi anak dalam segala bidang seperti pendidikan, olahraga serta kesenian, ” sambung Kak Seto. (opi)