Merangin – Naiknya harga gas elpiji, membuat sebagian masyarakat mencari alternatif lain. Seperti beberapa masyarakat merangin, mulai memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi. Mereka mulai memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dapur, dengan membuat bio gas yang ramah lingkungan dan aman.
Biogas memang sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatan biogas memang kurang mendapat perhatian dari pemerintah, sebagai pengganti gas elpiji yang harganya terus mengalami kenaikan.
Salah satu pemanfaatan bio gas, terdapat di desa bukit bungkul, kecamatan renah pamenang, kabupaten merangin. Di desa ini ada kelompok tani yang masih aktif memanfaatkan bio gas. Dalam pemanfaatan bio gas, kelompok ini sudah memiliki delapan unit reaktor bio gas, dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi.
Pemanfaatan bio gas cukup mudah dan tidak banyak mengeluarkan dana. Adapun cara pembuatannya, semula kotoran sapi dimasukkan ke dalam bak penampungan, kemudian dari bak penampungan dialirkan melalui selang, setelah sehari maka kotoran sapi yang ada di dalam bak penampungan tersebut berubah menjadi gas, yang disalurkan langsung kekompor dan dapat dimanfaatkan untuk memasak.
Untuk gas yang dikeluarkan dari bio gas ini, tidak bauk, sama seperti dengan gas elpiji, bahkan biogas ini lebih aman dibanding dengan gas elpiji. Dalam membuat bio gas pada kelompok tani di desa bukit bungkul, kecamatan renah pamenang, kabupaten merangin ini, ada yang berasal bantuan dari pemerintah, dan ada juga swadaya dari peternak.