Serapan APBD Baru 24 Persen

1215 views

Beritaduo.com, Merangin– Hingga akhir Triwulan kedua dan memasuki triwulan ketiga tahun anggaran 2015, serapan anggaran di sejumlah instansi yang ada dikabupaten Merangin, masih sangat rendah.
Dari 73 instansi Pengguna Anggaran (PA) yang ada di kabupaten Merangin, realisasi serapan anggaran baru mencapai 24,23 persen. Ini sebagaimana data yang dirilis oleh Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Setda Merangin.

‘’Sampai triwulan ke dua kemarin, secara keseluruhan serapan anggaran baru mencapai 24,23 persen,” kata Muhammad.
Dijelaskannya, hingga triwulan kedua ini, anggaran tersebut lebih dominan digunakan untuk belanja pegawai dan belanja barang jasa, sementara belanja modal, persentasenya masih sangat kecil.

‘’Belanja pegawai itu seperti pembayaran honor atau biaya operasional lainnya, sedangkan barang jasa seperti ATK dan sebagainya. Itukan prosesnya bisa lebih cepat. Apa lagi untuk SKPD yang kecil seperti kelurahan itu lebih cepat,” terangnya.

Data dari Ekobang, Serapan anggaran paling rendah hingga akhir triwulan kedua tahun anggaran 2015 ini, Bagian Ekobang dengan serapan 13,60 persen, sendiri menjadi bagian dengan serapan terendah di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) kabupaten Merangin.

Sedangkan untuk SKPD dengan serapan anggaran paling rendah, yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Merangin, dengan serapan 11,17 persen dari Rp 26,58 miliar anggaran yang di alokasikan. Dinas Pendidikan (Disdik) sejauh ini baru menyerap 14,63 persen dari anggaran sebesar Rp 48,19 miliar.
Dinas Koperindag yang memiliki anggaran sebesar Rp 4,02 miliar sejauh ini baru menyerap 14,64 persennya saja.

Serapan anggaran di Dinas Perumahan dan Perkotaan (DPP) baru mencapai 15,94, dari Rp 22,02 miliar, serta Dinas ESDM dengan serapan anggaran 18,50 persen, dari Rp 7,6 miliar anggaran.
Bupati Merangin, Al Haris dikonfirmasi terkait masih rendahnya serapan anggaran hingga akhir triwulan kedua ini, tidak membantah hal tersebut. Dia mengatakan, lambatnya pengerjaan proyek fisik menjadi salah satu penyebab masih rendahnya serapan anggaran tersebut.

‘’Memang kebanyakan masih rendah serapan anggarannya, karena biasanya pekerjaan dimulai pada triwulan ketiga. Kita sudah coba untuk pekerjaan fisik di awal tahun, namun banyak kendala yang kita temukan,” ujar Al Haris, Senin (7/9) kemarin.

‘’Memang selama ini, itu yang menjadi kendala kita. Sebagian besar anggaran kan ada di pekerjaan fisik, sementara pekerjaan fisik kebanyakan baru berjalan di triwulan ketiga,” pungkasnya.(MT)

Comments

comments

Penulis: 
    author

    Posting Terkait