Rakyatjambi.co,MERANGIN – Dunia Pendidikan dilingkup Kabupaten Merangin kembali tercoreng, kali ini seorang Wakil Kepala SD N197 Tabir diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya sendiri yang saat ini masih duduk di bangku sekolah kelas II.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian berawal saat korban berinisial DF (7)usai melakukan aktifitas belajar mengajar dan ingin pulang kerumah. Namun saat ingin pulang, korban ditahan oleh pelaku berinisial MS dan tidak di izinkan pulang kerumah.
Setelah murid lainnya pulang dan kondisi ruang kelas kosong semua, DF langsung ditarik pelaku ke belakang papan tulis yang berada di dalam kelas, kemudian korban di ciumi oleh pelaku dan celakanya, rok milik korbanpun di singkap seterusnya pelaku juga membuka celana dalam korban.
Usai melucuti celana dalam korban, pelaku langsung menciumi seluruh tubuh korban dan kemaluan korban, atas prilaku wakepsek tersebut korban berteriak dan sambil menagis dalam perjalanan pulang kerumah.
Sampai di rumah, korban langsung menceritakan atas prilaku yang tidak senonoh tersebut kepada orang tua kandungnya. Mendengar cerita dari sang anak, ayah korban langsung melaporkan kejadain ini kepolsek Tabir, tentang perbuatan yang dilakukan Wakepsek berinisial MS tersebut.” Saya melapor Kepolsek ini karna anak saya sudah di cabuli oleh gurunya saat berada di sekloahnya, kejadian tersebut terjadi pada 03 Agutus 2016 kemarin,” ungkap orang tua korban BM, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan Jum’at (12/8).
Terpisah Kapolsek Tabir AKP Rizal Gumay, membenarkan jika ada laporan oknum guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya.” Ya, laporanya memang sudah masuk,dan kasus ini sedang dalam pendalaman dan sampai saat ini sudah empat saksi yang kita periksa termasuk korban sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut AKP Rizal juga mengatakan, untuk kasus ini kita masih terkendala bukti–bukti. Pasalnya, korban hanya di cium kemaluannya dan untuk itu kita masih menunggu saksi ahli pisikologi biar keterangan korban bisa akurat.” Untuk saat ini kita masih menunggu saksi ahli yang bisa memastikan keterangan korban. Bahkan jika memang ini terbukti tidak menutup kemungkinan korbannya tidak hanya satu orang atau bisa lebih, namun untuk laporan yang masuk baru satu orang,” pungkasnya.(anto)