“Dua wartawan jadi korban”
MUARA BUNGO, rakyatjambi.co – Lagi lagi Kekerasan terhadap pers kembali terjadi, di Kabupaten Bungo. Kejadian memalukan dan arogan ini, terjadi di kantor Camat Pelepat Ilir, yang dilakukan oleh Rio (Kades, red) dan beberapa anggota keluarganya.
Kejadian Bermula saat Sopirin Rio Muara Kuamang yang baru saja dilantik merasa rugi, pasalnya konsumsi belum datang, dirinya menuju atas panggung. Menggunakan pengeras suara, dan Sopirin meminta uang Rp 8 juta, uang iuran yang diberikan untuk acara pelantikan untuk di kembalikan dari pihak panitia kecamatan. Usai turun dari panggung yang depannya masih sangat banyak dihadiri warga, Sopirin terlihat tak puas. Dia menggoncang-goncang tiang bendera, seakan ingin merubuhkanya.“Kantor Kecamatan ini bisa saya pecah-pecahkan, ” teriaknya lagi di saat Bupati dan Wabup dan rombongan masih di tempat.
Melihat kejadian ini, tujuh orang insan pers mengejar untuk mengkonfirmasi lebih jauh. Tapi tak disangka, keluarga Sopirin malah bertindak brutal. Dua wartawan yakni Kurnia dan Musta’im mendapatkan terjangan dari belakang. Mulut mereka tak lepas dari teriakan, makian dan mengancam wartawan. Bahkan upaya perampasan alat perekam dilakukan, tapi tak berhasil.“Iya bang, melihat Rio tu ngamuk-ngamuk kami dengan spontan ingin wawancara beliau, namun dak disangko-sangko dari belakang keluarganyo lah nerjang kami, dan nak merebut Kamera dan Handycam kami bang, tapi alhamdulillah dak dapat orang tu merampasnyo,”ujar Musta’im dihadapan rekan media.
Ditambahkan Kurnia, Pasca kejadian ini dirinya dan Rekanya (Mustai’m, red) telah melakukan Visum di Puskesmas pelepat ilir, dan melaporkan penganiayaan dan Pengeroyokan tersebut ke Mapolsek Pelepat ilir dengan No Laporan : LP/B/36/VIII/2016/ SPK ,sambil menyerahkan hasil visum, setelah kejadian tersebut (12/8).
Insiden tersebut membuat geleng-geleng kepala warga yang menyaksikan. Mereka mengaku semestinya itu tak dilakukan oleh seorang Rio apalagi hanya karena keterlambatan konsumsi, selain itu dia adalah pemangku adat yang baru saja dikukuhkan.“Memalukan. Nasi kan sudah di pesan .kebetulan kan masih jam (11.00 WIB, red) . Rio yang lain malah pada pulang, makan sama warga dan keluarga di rumah. Tak masalah kok, ” ujar salah satu warga yang juga panitia acara, yang enggan namanya untuk di publish.
Terkait hal ini Persatuan Wartawan Bungk (PWB) selaku Organisasi yang menaungi Wartawan di Kabupaten Bungo, langsung melakukan rapat konsolidasi dan dalam waktu dekat menggelar aksi damai dan juga upaya untuk mendesak pihak terkait untuk segera memproses laporan dan mencopot Sopirin Rio muara Kuamang.“PWB mengecam keras atas kejadian tersebut, dan meminta pihak kepolisian untuk memproses kasus tersebut secara hukum, kalau seandainya terbukti bersalah kami berharap Bupati untuk mencopot jabatan Rio yang baru dilantik tersebut,”jelas Albadri ketua PWB dengan nada tegas.
Dikonfirmasi terpisah wakil ketua DPRD Bungo , Syarkoni Syam
Menyayangkan atas insiden ini. tidak selayaknya kejadian tersebut terjadi, apalagi persoalan sepele, hanya karena butuh nasi untuk makan, semoga kejadian ini tidak terulang lagi, dan harapan saya, kedepan kegiatan pelantikan tidak bermewah-mewah lagi, agar tidak membebani Rio maupun masyarakat setempat,” pungkasnya. (D)